5 Desember (Reuters) – SoftBank sedang dalam pembicaraan untuk membeli perusahaan infrastruktur digital DigitalBridge, kata seorang sumber yang tahu masalahnya ke Reuters hari Jumat. Ini dilakukan konglomerat Jepang itu untuk akses portofolio terkait AI perusahaan tersebut.
Kesepakatan ini bisa terjadi sebelum akhir tahun, kata sumber itu. DigitalBridge dan SoftBank menolak untuk berkomentar.
Saham DigitalBridge melonjak sampai 35%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan. Sahamnya telah turun hampir 14% tahun ini hingga penutupan terakhir, memberikan perusahaan yang berbasis di Boca Raton, Florida nilai pasar $1,8 miliar.
Bloomberg News melaporkan pembicaraan ini lebih awal hari itu.
Investor telah menanam modal rekor ke infrastruktur digital tahun ini, bertaruh bahwa permintaan daya yang tumbuh akan mengubah pusat data jadi properti utama. McKinsey memproyeksikan pengeluaran untuk infrastruktur terkait AI bisa capai $6,7 triliun pada 2030.
Presiden AS Donald Trump pada Januari mengumpulkan CEO-CEO teknologi papan atas untuk luncurkan Stargate, sebuah inisiatif sektor swasta yang berencana menghabiskan sampai $500 miliar untuk bangun infrastruktur AI.
SoftBank adalah bagian dari proyek ambisius ini yang termasuk nama-nama besar lain seperti OpenAI dan Oracle.
DigitalBridge, yang dipimpin CEO Marc Ganzi, adalah salah satu perusahaan infrastruktur digital khusus terbesar di dunia dan mengelola aset senilai $108 miliar.
Perusahaan ini berinvestasi di berbagai bidang termasuk pusat data, menara sel, jaringan fiber, *sel kecil* dan infrastruktur edge. Portofolio perusahaannya mencakup Vantage Data Centers, Zayo, Switch dan AtlasEdge.
Kesepakatan yang melibatkan platform infrastruktur digital telah meningkat dalam tahun-tahun terakhir karena firma investasi mengincar kepemilikan pusat data untuk manfaatkan pertumbuhan yang didorong oleh kecerdasan buatan, layanan awan, dan lokalisasi data.
BlackRock membeli manajer aset alternatif Global Infrastructure Partners tahun lalu, yang sejak itu telah memperoleh beberapa perusahaan pusat data, menambah infrastruktur terkait AI ke portofolionya.
(Pelaporan oleh David French di New York, Arasu Kannagi Basil dan Pritam Biswas di Bengaluru; Penyuntingan oleh Alan Barona)