Singapura Geser Swiss sebagai Pemenang Global dalam Menarik dan Mempertahankan Talenta

Untuk pertama kalinya, Singapura ada di peringkat pertama di Indeks Daya Saing Talenta Global (GTCI) 2025 — sebuah peringkat dari sekolah bisnis Prancis, INSEAD, yang mengukur bagaimana negara-negara menumbuhkan, menarik, dan mempertahankan talenta.

Negara kota ini — satu-satunya negara Asia di 10 besar tahun ini — menggantikan Swiss, yang tadinya selalu di posisi pertama sejak daftar ini dimulai pada tahun 2013.

Swiss turun ke posisi kedua di daftar tahun ini, diikuti dengan sangat dekat oleh negara-negara Eropa lain seperti Denmark, Finlandia, Swedia, dan Belanda. AS ada di peringkat 9 (turun dari posisi 3 di tahun 2023), ini adalah peringkat terendahnya sejak indeks ini dibuat.

Indeks GTCI mempertimbangkan 77 indikator, mulai dari soft skills sampai kecerdasan buatan. Indeks ini mencakup 135 negara, yang secara keseluruhan mewakili lebih dari 97% PDB global dan 93% populasi dunia.

Singapura Maju Terus

Menurut laporan GTCI 2025, Singapura berhasil dapat posisi pertama karena sistem pendidikannya yang terus berkembang dan fokusnya untuk membangun tenaga kerja yang bisa beradaptasi dan tahan banting.

Negara ini peringkat pertama untuk metrik "generalist adaptive skills", yang mengukur fleksibilitas sosio-emosional pekerja, kemampuan adaptasi teknologi, dan hasil yang didorong oleh inovasi.

"Ekonomi yang mengembangkan tenaga kerja yang dapat beradaptasi, lintas fungsi, dan melek AI cenderung lebih siap untuk mengubah gangguan menjadi peluang dan menjaga daya saing jangka panjang," kata Paul Evans, Profesor Emeritus Perilaku Organisasional di INSEAD dan salah satu penyunting laporan, dalam pernyataan pers tertanggal 26 November.

"Hasil tahun ini menekankan bahwa daya saing talenta bukan hanya soal tingkat pendapatan, tapi juga tentang orientasi kebijakan strategis, kualitas institusi, dan mobilisasi sumber daya modal manusia yang efektif," tambah dia.

MEMBACA  Presiden Federal mengatakan 'bendera merah besar' akan muncul jika ekspektasi inflasi yang suram menyebar dari konsumen ke Wall Street.

Bagaimana Performa Negara Lain

Eropa terus mendominasi peringkat, mengisi tujuh dari 10 posisi teratas GTCI.

Beberapa negara juga diakui dalam laporan GTCI "atas kemampuan mereka untuk mendapatkan hasil talenta yang lebih baik dengan sumber daya yang lebih terbatas." Mereka termasuk negara kaya seperti Korea Selatan, dan negara berpendapatan menengah ke bawah seperti Tajikistan, Kenya, Uzbekistan, Sri Lanka, Myanmar, Pakistan, dan Bangladesh.

Negara berpendapatan rendah seperti Rwanda juga diakui karena menunjukkan pondasi yang kuat untuk pengembangan talenta.

Indeks tahun ini menandai kolaborasi pertama kali antara INSEAD dan Portulans Institute, sebuah lembaga penelitian nirlaba yang berbasis di Washington, D.C.

Dan lebih dari sebelumnya, dalam menentukan daya saing global mereka, kemampuan adaptasi negara-negara menjadi sangat penting, kata Rafael Escalona Reynoso, CEO Portulans Institute.

"Yang paling penting saat ini adalah kemampuan beradaptasi: kemampuan untuk berkolaborasi, berpikir lintas disiplin, berinovasi di bawah tekanan, dan menavigasi lingkungan yang bergerak cepat dan digerakkan oleh teknologi. Inilah keterampilan yang semakin mendefinisikan daya saing suatu negara," ujarnya.