Setidaknya empat perusahaan meluncurkan IPO Hong Kong untuk mengumpulkan sekitar $500 juta Menurut Reuters

Setidaknya empat perusahaan mulai dari produsen pesawat jet berbasis AS hingga perusahaan AI generatif asal China meluncurkan penawaran saham perdana di Hong Kong pada Jumat untuk mengumpulkan hingga $500 juta, menurut pengajuan regulasi mereka.

Cirrus Aircraft, produsen pesawat jet kecil berbasis Minnesota, bertujuan untuk mengumpulkan hingga $197 juta dengan menjual 54,87 juta saham dalam kisaran harga HK$27,34 hingga HK$28 per saham.

Jika IPO dihargai pada kisaran tertinggi, maka akan menilai Cirrus sebesar $1,3 miliar dan para investor penjatah telah berlangganan sekitar $109 juta saham yang tersedia dalam kesepakatan tersebut.

Cirrus diakuisisi oleh China Aviation Industry General Aircraft (CAIGA) yang dimiliki negara pada tahun 2011. CAIGA akan mengendalikan sekitar 85% dari perusahaan setelah IPO selesai, menurut dokumen penawaran Cirrus.

Aplikasi ride hailing Chenqi Technology menjual 30 juta saham dalam kisaran HK$34 hingga HK$45,40 per saham untuk mengumpulkan hingga $174 juta.

Perusahaan AI Shanghai Voicecomm berencana mengumpulkan $85 juta dengan menjual 4,36 juta saham dengan harga tetap HK$152,10 per saham.

Baiwang, perusahaan analisis data keuangan yang didukung oleh Alibaba, menjual 9,62 juta saham dalam kisaran HK$36 hingga HK$40 masing-masing untuk mengumpulkan hingga hampir $50 juta.

Tiga perusahaan kecil GL-Carlink Technology, Ruichang International, dan Fangzhou berencana mengumpulkan total $50 juta, menurut pengajuan regulasi.

Lonjakan IPO terjadi ketika nilai penjualan saham baru di Hong Kong turun dari $2,12 miliar pada paruh pertama 2023 menjadi $1,46 miliar pada paruh pertama 2024, menurut data LSEG.

Meskipun kinerja lemah di Hong Kong, para bankir berharap peningkatan persetujuan regulasi China dan lonjakan kesepakatan India akan membuat Asia menjadi pusat pasar modal ekuitas pada paruh kedua 2024.

MEMBACA  Xi Jinping dari China Memilih untuk Mengunjungi Serbia pada Tahun 2024, Kata Pemimpin Balkan