Apple dapat sorotan tidak enak minggu lalu ketika penasihat perdagangan Presiden Trump, Peter Navarro, menyerang CEO Tim Cook karena tidak cepat pindah produksi dari China. Sebenarnya, Apple sudah dapat tekanan serupa saat Trump jadi presiden dulu, dan sekarang, untuk produk yang dijual di AS, Apple bikin kebanyakan iPhone di India dan laptop, AirPods, serta perangkat lain di Vietnam. Selain itu, Cook janji keluarkan lebih $500 miliar untuk fasilitas produksi dan pusat desain baru di AS yang bakal pekerjakan 20.000 orang Amerika.
Tapi, akhir minggu lalu, perhatian beralih ke masa jabatan Cook sebagai CEO.
Mungkin ini karena musim. Sering ada debat di pertengahan musim panas—setelah rapat pemegang saham—tentang apakah pergantian CEO naik atau turun. Pembawa acara CNBC Carl Quintanilla bilang ini usaha buat bikin berita saat berita bisnis sepi. Dia bilang ini mungkin alasan di balik laporan analis Walter Piecyk dan Joe Galone yang minta Apple pertimbangkan ganti Cook karena Apple kesulitan di AI.
Kami pikir serangan semacam ini pada ikon industri AS salah besar. Kepemimpinan Cook masih sangat dibutuhkan di Apple.
Apple dan AI
Walaupun Apple bukan yang pertama di AI, mereka tak perlu jadi yang pertama. Justru mungkin lebih baik Apple tidak terlibat perang AI saat kompetitor melakukan langkah putus asa—contohnya Meta tawarkan bonus sampai $100 juta buat rekrut insinyur AI dari saingan.
Di Yale CEO Summit bulan lalu, hampir 50% CEO yang ditanya percaya hype AI udah bikin overinvestasi di perusahaan mereka. Proporsi sama bilang investasi AI tidak efisien dan kecewa dengan hasilnya.
Tak ada yang meragukan pentingnya AI buat Apple, tapi manajemen yang baik harus temukan keseimbangan antara bikin sendiri atau beli. Walau Apple ada masalah dengan Apple Intelligence, kerja sama atau akuisisi Perplexity bisa ubah Apple jadi pemimpin AI dalam waktu singkat, kata banyak analis, termasuk Dan Ives dari Wedbush.
Banyak perusahaan sukses beli atau kerja sama buat masuk produk atau bisnis baru: IBM beli RedHat tahun 2019 dan masuk ke komputasi awan—sekarang bisnis inti. Pfizer kerja sama dengan BioNTech saat pandemi bisa produksi cepat vaksin COVID. Merck akuisisi Schering-Plough dapat obat kanker Keytruda, yang sekarang setengah dari penjualan mereka.
Transformasi Apple
Walau Apple tersandung di AI, Cook layak dapat kepercayaan sebagai salah satu CEO paling dihormati dengan rekam jejak tak tertandingi. Dia hadapi tantangan berat gantikan Steve Jobs dan sukses ubah Apple jadi perusahaan paling berharga di dunia.
Di bawah Cook, nilai pasar Apple naik dari $350 miliar tahun 2011 jadi lebih dari $3 triliun sekarang. Apple jadi perusahaan AS pertama capai kapitalisasi pasar $1 triliun tahun 2018, gandakan angka itu tahun 2020, dan tigakan tiga tahun kemudian.
Walau ada yang bilang Cook cuma ahli rantai pasok dan bukan visioner produk, faktanya di era Cook, Apple revolusi produk seperti iPhone, Mac, iPad, dan perangkat baru seperti Apple Watch, AirPods, serta Apple Vision Pro. Kepemimpinannya juga perluas ekosistem dengan layanan seperti Apple Pay, yang tumbuh tiap tahun, juga Apple Music dan Apple TV+.
Tapi, bahkan pendukung Cook bertanya-tanya apakah dia masih kreatif atau tidak. Pembawa acara CNBC David Faber bilang, “kadang orang tua kurang bisa serap informasi, atau keahliannya mungkin udah tidak relevan dengan bisnis sekarang, dan aku penasaran apakah ada orang lain yang lebih cocok.”
Kepemimpinan Panjang
Penulis pertama esai ini sudah pelajari usia dan kerja bertahun-tahun, dan Kategori Bisnis