AI tidak hanya mengambil pekerjaan dengan gaji rendah atau pekerjaan tingkat pemula. AI bisa menghilangkan hampir 100 juta lowongan kerja di Amerika Serikat dalam 10 tahun ke depan. Hal ini berdasarkan laporan baru dari Senator Bernie Sanders. Dia memperingatkan bahwa "tenaga kerja buatan" bisa mengacaukan ekonomi lebih cepat dari yang dunia siapkan.
Pekerja di bidang fast-food dan layanan pelanggan bisa lihat lebih dari 80% peran mereka lenyap. Bahkan pekerjaan terampil tinggi seperti akuntan, software development, dan perawat juga kemungkinan akan mengalami pemotongan yang besar.
Pemimpin bisnis seperti CEO Ford, Jim Farley, dan CEO Anthropic, Dario Amodei, juga sudah memberikan peringatan yang mirip. Mereka khawatir khususnya untuk pekerja kerah putih. Laporan Sanders adalah salah satu peringatan terkuat dari Capitol Hill tentang ancaman AI terhadap dunia kerja. Meski 100 juta terdengar banyak, dia akui angka itu mungkin masih terlalu rendah.
"Ini bukan hanya masalah ekonomi," tulis Sanders dalam sebuah op-ed untuk Fox News. "Bekerja, baik sebagai petugas kebersihan atau ahli bedah otak, adalah bagian penting dari menjadi manusia. Mayoritas besar orang ingin menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berkontribusi. Apa yang terjadi jika aspek vital dari kehidupan manusia itu dihapus?"
Miliarder teknologi seperti Elon Musk dan Mark Zuckerberg akan dapat untung paling banyak dari AI, kata Sanders. Soalnya, teknologi memungkinkan penggantian tenaga kerja manusia yang lebih mahal. Dan karena AI dipakai di hampir semua sektor, beralih ke karier baru akan menjadi semakin mustahil. Laporan itu juga menolak gagasan bahwa teknologi baru akan membuka lowongan kerja AI yang baru.
"Tenaga kerja buatan tidak hanya bisa memecat jutaan orang dari pekerjaan mereka yang sekarang. Itu juga bisa menggantikan pekerjaan baru yang seharusnya tercipta. Seorang pekerja pabrik yang kehilangan pekerjaannya tidak bisa disuruh belajar coding jika pekerjaan coding juga sudah diambil alih oleh tenaga kerja buatan."
Fortune sudah menghubungi Senator Sanders untuk komentar lebih lanjut.
Para Pemimpin Setuju: AI Akan Hilangkan Kebutuhan Minggu Kerja 40 Jam
Ada satu area di mana Sanders dan banyak pemimpin bisnis ternyata setuju: masa depan pekerjaan bisa berarti jam kerja yang lebih sedikit.
Eksekutif dari Jensen Huang (Nvidia) sampai Jamie Dimon (JPMorgan Chase) sudah memperkirakan bahwa kemajuan AI akan mempersingkat minggu kerja tradisional. Sementara pendiri Microsoft, Bill Gates, bahkan pergi lebih jauh. Dia bilang manusia mungkin segera tidak dibutuhkan "untuk kebanyakan hal," dan pekerja mungkin hanya perlu bekerja dua hari seminggu dalam 10 tahun ke depan.
Tapi senator berusia 84 tahun itu memperingatkan, bahkan jika prediksi itu hanya sebagian yang benar, itu bisa membuat jutaan orang Amerika tidak punya cara untuk mencari nafkah.
"Apa yang terjadi pada puluhan juta orang Amerika yang tidak lagi punya pekerjaan karena mereka tidak bisa menemukan pekerjaan yang tidak ada?" tanya Sanders dalam op-ed-nya. "Dalam dunia baru yang berani ini, bagaimana cara orang-orang Amerika ini membayar perawatan kesehatan, makanan, perumahan, dan kebutuhan hidup lainnya?"
Untuk mempermudah transisi itu, Sanders mengusulkan minggu kerja 32 jam tanpa pemotongan gaji.
"Hari ini, pekerja Amerika lebih dari 400% lebih produktif daripada tahun 1940-an. Tapi, jutaan orang Amerika bekerja lebih lama dengan gaji lebih rendah daripada beberapa dekade lalu. Minggu kerja 32 jam tanpa pemotongan gaji akan mengurangi tingkat stres di negara kita dan memungkinkan orang Amerika menikmati kualitas hidup yang lebih baik," kata laporan itu.
Meski Sanders tidak menyebutkan siapa yang harus membayarnya, dia mencatat bahwa laba perusahaan dan gaji CEO terus tumbuh sementara gaji pekerja mandek. Beberapa milarder, termasuk Elon Musk dan Vinod Khosla, menyarankan bahwa universal basic income bisa jadi solusinya.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik, termasuk Ketua DPR Mike Johnson, memiliki nada yang berbeda. Dia bilang kepada Axios bahwa regulasi berlebihan terhadap AI bisa menghambat inovasi atau daya saing AS.
Tapi terlepas dari kekhawatirannya, Sanders mengakui AI juga kemungkinan akan membawa banyak manfaat produktivitas bagi masyarakat. Bagaimanapun, stafnya sendiri menggunakan ChatGPT untuk membantu menyusun daftar pekerjaan yang paling berisiko digantikan.
"Intinya: AI dan robotika akan membawa transformasi yang mendalam bagi negara kita," tulis Sanders. "Perubahan ini harus menguntungkan kita semua, bukan hanya segelintir milarder."
Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara invitation-only yang membentuk masa depan bisnis. Apply for an invitation.