Scott Galloway punya rencana: jual perusahaannya, dapat $25 juta, cari $250 juta lagi, dan jadi miliarder. Tapi dia berhenti mikir. "Kenapa aku mau kembali ke roda hamster stres ini?" tanyanya di podcast Office Hours.
Galloway, profesor bisnis dan investor, sadar mengejar lebih banyak uang cuma akan menghabiskan waktu, ketenangan, dan momen keluarga. "Aku udah kerja terus selama 25 tahun," katanya. Setelah capai target keuangan, dia pilih untuk beli yang bikin senang, bayar orang dengan baik, dan sisanya disumbang.
"Delapan tahun lalu aku capai target," ujarnya. "Dan aku putuskan gak ada alasan buat jadi miliarder."
Setiap tahun, dia cek angka itu. Lebih dari itu, dia habiskan atau berikan. "Rasanya luar biasa bisa belanja dan berbagi," tambahnya. Dia punya pesawat pribadi dan gak mau uang halangi dia menikmati hidup. Kadang, dia bayarin teman yang gak mampu ikut—itu bikinnya puas.
Pola pikirnya mirip Andrew Wilkinson, pengusaha Kanada yang ceritain kisahnya di buku Never Enough (2024). Wilkinson jadi miliarder lewat perusahaan Tiny, tapi akhirnya sadar batas kekayaan. Dia hampir kerja sama dengan Charlie Munger, tapi menolak. Mengejar lebih banyak uang udah gak menarik buatnya.
Keduanya sepikir: saat kamu udah punya cukup, lebih banyak uang gak selalu bikin hidup lebih baik. Malah bisa nambah stres.
Galloway ingat ketakutan waktu anak pertamanya lahir di krisis 2008. "Aku cuma merasa malu dan takut," katanya. "Aku pikir aku gagal. Uangku gak cukup." Rasa itu bertahan sampai dia aman finansial.
"Kebahagiaan bukan cuma tergantung apa yang kamu punya," ujarnya. "Tapi juga apa yang gak kamu punya—khususnya, bebas dari stres."