Saham Melonjak dan Minyak Jatuh saat Wall Street Berharap Pembalasan Terbatas Usai Serangan AS ke Iran

NEW YORK (AP) — Saham AS naik tajam, dan harga minyak turun drastis hari Senin karena ada harapan Iran tidak akan mengganggu aliran minyak global. Jika Iran lakukan itu, bisa merusak ekonomi dunia tapi juga ekonomi mereka sendiri. Ini terjadi setelah AS melakukan serangan besar ke perang mereka dengan Israel.

Indeks S&P 500 naik 1%, setelah seminggu sebelumnya harga saham naik-turun karena kekhawatiran konflik akan meluas. Dow Jones tambah 374 poin (0.9%), dan Nasdaq juga naik 0.9%.

Harga minyak awalnya melonjak 6% setelah perdagangan dimulai Minggu malam, tanda kekhawatiran investor terhadap serangan AS. Tapi kemudian turun tajam ketika fokus beralih ke reaksi Iran.

Hingga Senin sore, harga minyak AS anjlok 7.2% jadi $68.51 per barel, setelah sempat tembus $78. Hampir kembali ke level sebelum konflik dimulai.

Kerugian makin dalam setelah Iran umumkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, yang dipakai militer AS. Iran bilang serangan ini seimbang dengan bom AS ke situs nuklir mereka, mungkin tanda ingin meredakan ketegangan.

Yang paling penting bagi pasar: Iran tidak menarget aliran minyak. Kekhawatiran utama adalah perang bisa mengurangi pasokan minyak dunia, yang akan dorong harga minyak, bensin, dan produk turunannya.

Iran produsen minyak besar, dan mereka bisa coba blokir Selat Hormuz, tempat 20% minyak dunia lewat. Tapi analis bilang Iran kemungkinan tidak akan tutup selat itu karena mereka juga butuh pendapatan dari ekspor minyak ke China.

"Itu seperti taktik bumi hangus, kecil kemungkinannya," kata Tom Kloza, analis pasar di Turner Mason & Co.

Neil Newman dari Atris Advisory Jepang bilang masih ada harapan perang Israel-Iran akan singkat. "Serangan besar AS mungkin efektif, lalu semuanya kembali normal. Tidak perlu reaksi panik."

MEMBACA  Wall Street Tembus Rekor Tertinggi Usai Laporan Inflasi Menggembirakan

Tapi tidak semua yakin dengan langkah Iran berikutnya.

Andy Lipow, analis minyak di Houston, bilang negara tidak selalu bertindak rasional. Dia tidak akan kaget jika Tehran bertindak emosional.

"Jika Selat Hormuz ditutup total, harga minyak bisa tembus $120-$130 per barel," kata Lipow. "Ini akan dorong harga barang naik dan bikin Fed sulit turunkan suku bunga."

Fed masih ragu turunkan suku bunga tahun ini karena menunggu dampak tarif Presiden Trump pada ekonomi dan inflasi.

Inflasi masih terkendali, tapi kenaikan harga minyak bisa memicunya naik. Ini bisa tunda keputusan Fed, karena turunkan suku bunga bisa picu inflasi sekaligus dorong ekonomi.

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury turun setelah pejabat Fed Michelle Bowman bilang dia dukung pemotongan suku bunga di pertemuan mendatang, asal inflasi tetap terkontrol.

Yield obligasi 10-tahun turun jadi 4.33%, sementara obligasi 2-tahun turun ke 3.84%.

Di Wall Street, Tesla milik Elon Musk jadi pendorong utama kenaikan S&P 500 setelah sahamnya melonjak 8.2%. Perusahaan ini mulai uji coba taksi self-driving di Austin, Texas, sesuatu yang sudah lama dijanjikan Musk dan berpengaruh besar pada harga saham Tesla.

Saham Hims & Hers Health anjlok 34.6% setelah Novo Nordisk berhenti bekerja sama menjual obat obesitas Wegovy. Saham Novo Nordisk di AS turun 5.5%.

Secara total, S&P 500 naik 57.33 poin ke 6.025,17. Dow Jones naik 374,96 ke 42.581,78, dan Nasdaq naik 183,56 ke 19.630,97.

Di pasar saham luar negeri, indeks Eropa turun sedikit, sementara Asia beragam. CAC 40 Prancis turun 0.7%, sementara Hang Seng Hong Kong naik 0.7%.

Kontribusi dari Bangkok, Tokyo, dan Washington.