Saham di Amerika Serikat turun lagi pada hari Selasa, karena banyak orang khawatir harga saham perusahaan seperti Nvidia dan bitcoin sudah terlalu mahal.
Setelah turun 1.5% di pagi hari, indeks S&P 500 hampir balik naik ke posisi semula, tapi akhirnya tutup turun 0.8%. Indeks Dow Jones jatuh 498 poin (1.1%), dan Nasdaq juga turun 1.2%.
Nvidia adalah perusahaan yang paling banyak membuat pasar turun. Sahamnya jatuh 2.8% dan sudah turun lebih dari 10% bulan ini. Penurunan sebesar ini disebut “koreksi” di Wall Street.
Apa yang terjadi pada Nvidia sangat mempengaruhi tabungan pensiun banyak orang karena perusahaannya sangat besar dan berpengaruh. Harganya kadang menentukan arah pergerakan indeks S&P 500 sendirian. Ini karena chip AI buatannya sangat laku, sampai nilai perusahaannya pernah mencapai lebih dari $5 triliun.
Masalah pasar saham AS ini sangat berbeda dengan kenaikan harga yang stabil sejak bulan April. Waktu itu, pasar sempat turun setelah Presiden Donald Trump mengejutkan dunia dengan memberlakukan tarif impor yang tinggi.
Kenaikan harga saham sebelumnya begitu cepat, sampai banyak kritikus bilang harganya sudah terlalu tinggi. Mereka khawatir, terutama pada saham-saham yang terkait dengan AI, yang harganya sudah naik sangat cepat selama bertahun-tahun.
Misalnya, harga saham Nvidia naik lebih dari dua kali lipat dalam empat dari lima tahun terakhir. Saham Palantir Technologies juga naik lebih dari dua kali lipat dalam enam setengah bulan pertama tahun ini.
Menurut survey Bank of America, banyak investor besar masih mengharapkan harga saham akan naik lagi. Tapi, 45% dari mereka mengatakan risiko terbesar untuk pasar adalah gelembung AI. Risiko ini dianggap lebih berbahaya daripada masalah di pasar obligasi, inflasi, atau perang dagang.
Survey yang sama juga menunjukkan bahwa rekor jumlah investor merasa perusahaan-perusahaan “terlalu banyak berinvestasi”. Kekhawatirannya adalah, uang yang diinvestasikan ke dalam chip AI dan pusat data mungkin tidak menghasilkan keuntungan sebesar yang dijanjikan.
Bitcoin juga sedang bermasalah. Harganya sempat jatuh di bawah $90,000 di pagi hari, turun dari hampir $125,000 bulan lalu. Meski kemudian sedikit naik lagi ke sekitar $93,000.
Perusahaan Home Depot juga membuat pasar turun setelah sahamnya jatuh 6%. Laba mereka untuk musim panas ini lebih lemah dari perkiraan analis. Salah satu alasannya adalah karena sedikit badai, sehingga orang tidak banyak membeli perlengkapan perbaikan rumah. CEO-nya juga menyebutkan “ketidakpastian konsumen dan tekanan di sektor perumahan” sebagai penyebabnya.
Laporan laba yang kuat bisa membuat harga saham sebuah perusahaan terlihat tidak terlalu mahal. Karena itu, laporan laba Nvidia pada hari Rabu sangat dinanti. Hasilnya bisa menghentikan penurunan sahamnya, atau justru memperburuknya.
Di tempat lain, saham Cloudflare turun 2.8% setelah ada masalah yang menyebabkan gangguan global untuk layanan seperti ChatGPT.
Secara total, indeks S&P 500 turun 55.09 poin. Dow Jones turun 498.50 poin, dan Nasdaq turun 275.23 poin.
Di pasar obligasi, suku bunga Treasury juga naik-turun sepanjang hari. Banyak keraguan tentang apakah Federal Reserve akan memotong suku bunga utama pada pertemuan bulan Desember nanti. Tindakan Fed sangat penting karena harapan akan penurunan suku bunga sebelumnya membantu mengerek harga saham ke rekor tertinggi.
Tahun ini, Fed sudah dua kali memotong suku bunga untuk membantu pasar tenaga kerja yang melambat. Tapi, suku bunga yang rendah bisa memperparah inflasi, dan saat ini inflasi masih tetap di atas target 2% yang ditetapkan Fed.
Di pasar saham luar negeri, indeks saham di Eropa dan Asia juga banyak yang jatuh. Indeks Kospi Korea Selatan turun 3.3%, Nikkei 225 Jepang turun 3.2%, dan CAC 40 Prancis turun 1.9%.