Dapatkan info terbaru dengan pembaruan gratis
Cukup daftar ke War in Ukraine myFT Digest — dikirim langsung ke kotak masukmu.
Rusia meluncurkan 44 misil dan lebih dari 400 drone ke seluruh Ukraina semalam dalam serangan terbesar sejak serbuan Ukraina menghancurkan lebih dari selusin bomber strategis Rusia ribuan kilometer dari garis depan.
“Ada misil balistik, misil jelajah yang diluncurkan dari udara dan darat, serta drone serang,” kata Yuriy Ihnat, juru bicara angkatan udara Ukraina, di televisi nasional pada Jumat.
“Sekitar 30 misil dihancurkan dan hampir 200 drone ditembak jatuh,” tambahnya.
Alarm serangan udara, yang pertama kali berbunyi pukul 1 pagi, dihentikan sekitar emapat jam kemudian di Kyiv, dengan serangan berlanjut hingga pagi di Ukraina barat dan timur.
Tiga petugas darurat tewas di Kyiv saat bekerja di lokasi salah satu serangan, menurut dinas darurat negara Ukraina pada Jumat pagi.
Lebih dari 40 orang juga terluka di seluruh negeri, tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di media sosial.
“Kami sudah melakukan banyak hal bersama dunia agar Ukraina bisa bertahan,” katanya. “Tapi sekarang adalah saatnya Amerika, Eropa, dan semua orang di dunia bisa menghentikan perang ini dengan menekan Rusia.”
Serangan ini terjadi lima hari setelah operasi berani Ukraina menghancurkan setidaknya 12 bomber Rusia di empat pangkalan udara. Lebih dari 100 drone yang disembunyikan di truk menyerang pangkalan itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa Moskow akan membalas serbuan Ukraina.
Pada Jumat, hampir 40.000 orang kehilangan listrik setelah beberapa misil balistik Iskander dan drone menghantam kota Chernihiv, 80 km dari perbatasan Rusia.
Di Kyiv, ledakan mengguncang kota selama beberapa jam semalam saat pertahanan udara Ukraina berusaha menahan serangan. Video di media sosial menunjukkan setidaknya satu gedung di ibu kota terbakar.
Pejabat kota melaporkan puing-puing dari drone juga merusak gedung apartemen tinggi. “Ada kebakaran, tim penyelamat sedang menuju lokasi,” tulis Timur Tkachenko, kepala administrasi militer Kyiv, di media sosial.