Perusahaan broker online Robinhood Markets akan bergabung ke indeks S&P 500 setelah mendapatkan popularitas dari cryptocurrency sehingga jadi untung dan harga sahamnya mencapai rekor tertinggi.
Perusahaan ini akan masuk ke indeks benchmark pada 22 September, bersama platform teknologi mobile AppLovin dan perusahaan konstruksi Emcor Group.
Robinhood mengalami salah satu tahun terbaiknya sejak go public di tahun 2021 setelah awalnya sempat susah. Sahamnya ditutup di bawah harga IPO $38 pada hari pertama perdagangan. Sahamnya tetap fluktuatif selama beberapa tahun berikutnya, dan ditutup di harga $12,74 per lembar di akhir 2023.
Sahamnnya sudah naik tiga kali lipat di tahun 2025 ini, diperdagangkan di atas $100 per lembar. Ini mengikuti kenaikan yang sama di tahun 2024.
Minat yang meningkat pada cryptocurrency di tengah lingkungan regulasi yang lebih ramah untuk mata uang digital telah membantu membalikkan keuntungan broker online ini. Perusahaan ini rugi 61 sen per saham di tahun 2023, tetapi berbalik tajam di tahun 2024 dengan untung $1,56 per saham. Wall Street mengharapkan perusahaan tutup tahun 2025 dengan untung $1,64 per saham.
Perusahaan telah diuntungkan dari pendekatan pemerintah yang tidak ikut campur terhadap cryptocurrency dan regulasi selama masa jabatan Presiden Donald Trump. Awal tahun ini, Securities and Exchange Commission menutup investigasi terhadap perusahaan. SEC memilih untuk tidak mengambil tindakan penegakan hukum atas tuduhan bahwa Robinhood gagal mendaftarkan aset kripto tertentu di platformnya sebagai sekuritas.
Robinhood juga jadi pusat dari kegilaan “saham meme” asli di tahun 2021 yang berpusat pada perdagangan berat saham GameStop dan AMC Entertainment. Perusahaan harus membatasi sementara perdagangan saham itu karena perselisihan antara investor ritel aktivis online dan investor institusional.
Saham Robinhood naik 15,8%, sementara saham AppLovin melonjak 11,6%.