Ramsey Sebut Pernikahan Wanita Houston ‘Rusak’ Setelah Mengaku Bersuami Saling Lakukan Kekerasan Finansial

Jarang ada penelpon yang bikin Dave Ramsey diam—tapi itu yg terjadi waktu Quinn dari Houston, Texas, nelpon ke The Ramsey Show.

“Apa aku yg melakukan kekerasan finansial dalam pernikahan, atau suamiku?” tanyanya di episode terbaru.

“Wah! Kata-kata keras udah diucapkan,” jawab Ramsey.

Quinn jelasin bahwa suaminya, insinyur software yg gajinya $140,000, sedang cari kerja dgn gaji sekitar $165,000. Sementara itu, Quinn dapat $50,000 per tahun, dana anak dari pernikahan sebelumnya tidak tetap, dan dia sedang kuliah S2.

Meski udah menikah 2 tahun, mereka pisah keuangan—atas keinginan suaminya. Suami bilang Quinn punya lebih banyak uang di rekening, sementara dia bayar hampir semua tagihan rumah tangga, jadi uangnya sedikit. Quinn juga bilang suaminya baru beli mobil mahal, padahal dia nasihatin jangan.

Ramsey dan co-host George Kamel kasih pendapat—dan mereka blak-blakan.

“Ini bukan kekerasan, ini cuma kebodohan,” kata Kamel tegas. Ramsey nambahin masalahnya bukan saldo rekening—tapi mereka berperilaku seperti teman sekamar, bukan pasangan menikah.

Kekerasan finansial itu serius, kata mereka—tapi ini bukan kasus itu. Kekerasan finansial beneran termasuk sengaja membatasi akses pasangan ke uang atau pekerjaan.

Itu bisa berupa kasih “uang jajan”, larang kerja, buat utang atas nama pasangan, atau tutup akses ke rekening bersama. Di kasus ini, keduanya punya penghasilan, rekening, dan kebebasan finansial—hanya tidak bersatu.

Menurut Ramsey, yg mereka alami adalah dinamika pernikahan yg rusak. “Kalian bukan teman sekamar lagi,” katanya ke Quinn. “Tidak ada ‘tabunganmu’ atau ‘tabunganku’. Yang ada ‘masalah kita’, ‘peluang kita’, ‘tabungan kita’, dan ‘penghasilan kita’.”

“Rekening terpisah tidak selesaiin masalah, cuma sembunyikan,” tambah Kamel. “Rekening gabung tidak selesaiin masalah, tapi itu bongkar masalah—dan itu bagus.”

MEMBACA  Mesir Mendekati Penggantian Subsidi Makanan dengan Pembayaran Tunai Oleh Reuters

Solusinya? Gabungin keuangan, buat tujuan bersama, dan berhenti hitung-hitungan uang yg bikin kesal. Ramsey juga sarankan konseling pernikahan.

Kasus ini ekstrim, tapi banyak pasangan mengalami hal sama: tidak punya bahasa bersama soal uang.

Banyak pasangan bertengkar karena uang. Menurut studi Fidelity 2024, 45% pasangan bertengkar soal keuangan, dan 25% bilang itu tantangan terbesar.

Bukan cuma pertengkaran—konflik finansial bisa tingkatkan risiko cerai. Pasangan yg bertengkar soal uang seminggu sekali 30% lebih mungkin bercerai.

Mengatasi ketegangan finansial tidak mudah, tapi bisa. Ini beberapa strategi:

Bicarakan jujur tentang prioritas kalian. Fokus pada tujuan bersama, bukan saling menyalahkan. Mau beli rumah? Bayar utang? Tujuan bersama bantu kalian bersatu.

Ubahlah “uangku” dan “uangmu” jadi “uang kita” untuk bikin hubungan lebih kolaboratif. Tidak cocok untuk semua pasangan, tapi bisa bikin keuangan lebih mudah.

Kalau gabung rekening terasa berat, buat rekening bersama dengan persentase dari gaji masing-masing untuk tabungan dan tagihan.

Salah satu mungkin suka menabung, yg lain suka belanja. Jangan bertengkar, gunakan perbedaan itu untuk ciptakan keseimbangan.

Kuncinya saling hormati dan keterlibatan bersama—tidak boleh ada yg dikucilkan atau dipaksa setuju.

Salah satu mungkin penghasilan lebih besar atau tinggal di rumah urus anak, tapi keduanya berkontribusi. Kerja tanpa bayar punya nilai, dan keduanya berhak suara setara.

Pernikahan dan uang punya tantangannya sendiri. Tapi visi bersama bisa bikin pasangan merasa dihargai, didukung, dan didengar.

Dapatkan info terbaru. Gabung dengan 200,000+ pembaca dan dapatkan artikel terbaik Moneywise langsung ke emailmu. Berlangganan sekarang.

Artikel ini hanya memberikan informasi dan bukan saran. Tidak ada jaminan apapun.