Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, sudah kasih peringatan tentang hal yang banyak lulusan baru sudah tau: cari kerja langsung setelah lulus kuliah sekarang ini susah banget. Dia bilang di konferensi persnya bahwa ini adalah "pasar tenaga kerja yang menarik." Menurut dia, anak muda lulusan baru dan kelompok minoritas sedang susah cari pekerjaan. Secara keseluruhan, tingkat menemukan kerja sangat rendah, kata Powell, tapi di sisi lain, tingkat PHK juga rendah. "Jadi ini lingkungan di mana perekrutan dan pemecatan sama-sama rendah."
Laporan tenaga kerja terbaru menunjukkan bahwa memang susah. Tingkat pengangguran orang kulit hitam naik di atas 7% di bulan Agustus, sementara tingkat untuk lulusan baru melonjak dan pertama kalinya lebih tinggi dari rata-rata secara keseluruhan. Seorang ekonom terkenal, Torsten Slok, ngecatat bahwa tingkat ini sebenarnya turun untuk lulusan perempuan tapi naik untuk lulusan laki-laki. Dia juga bilang bahwa di Amerika sekarang ada lebih banyak orang nganggur daripada lowongan kerja yang tersedia.
Beberapa bulan terakhir di tahun 2025 penuh dengan bukti bahwa adopsi AI di tingkat perusahaan tidak berjalan mulus, dan di sisi lain, AI juga menghancurkan perekrutan untuk level pemula.
Powell sendiri udah pernah kasih pendapat tentang debat AI vs pekerjaan. Dia ambil posisi tengah, bilang bahwa kemungkinan besar di awal, AI akan gantikan banyak pekerjaan, bukan cuma bantu tenaga kerja manusia. Tapi dalam jangka panjang, AI mungkin bisa tingkatkan produktivitas dan ciptakan lebih banyak lapangan kerja. Tapi dia akui bahwa teknologi ini punya efek yang tidak bisa diprediksi.
Pada konferensi itu, Powell nolak untuk spesifik ke AI, dan bilang bahwa masih ada ketidakpastian besar soal dampak AI di pasar tenaga kerja. Menurut dia, emang ada efeknya, tapi itu bukan penyebab utama. Tapi untuk anak muda lulusan baru, mungkin ada kaitannya. Mungkin perusahaan yang biasa hire lulusan baru sekarang bisa pakai AI lebih dari sebelumnya. Itu bisa jadi bagian dari ceritanya. Powell bilang ekonomi memang melambat dan penciptaan kerja juga ikut melambat. AI "mungkin faktor," tapi susah ukur seberapa besar.
Dampak Jangka Panjang
Kesulitan yang dialami Gen Z dan pencari kerja minoritas bisa berakibat sampai jauh ke depan, ga cuma untuk rumah tangga individu tapi juga untuk ekonomi AS secara luas. Penelitian menunjukkan bahwa masuk ke pasar kerja saat resesi bisa turunkan pendapatan seumur hidup, tunda kepemilikan rumah, dan hambat pembangunan kekayaan, terutama untuk mereka yang sudah hadapi kendala sistemik.
Akademisi sudah lama pelajari "efek luka" atau "histeresis" pasar tenaga kerja dari resesi ekonomi. Seorang profesor Harvard perkenalkan istilah "luka permanen" di tahun 1982. Penelitian terbaru dari dua ekonom di Inggris nemuin hal menarik: upah dan pengangguran pemuda tidak turun dramatis sejak tahun 2010-an, tapi mereka lihat kenaikan yang jelas dalam perasaan "putus asa" di antara pekerja muda selama sepuluh tahun terakhir. Salah satu ekonom itu bilang ke Fortune awal bulan ini bahwa menurut dia ini bisa disimpulin dengan sikap "kerjaan ini menyebalkan." Sekarang, ditambah dengan fakta bahwa pengangguran sedang bergerak ke arah yang salah.