Portugal memberikan sentuhan baru pada industri gabus—dari alas kaki, mode hingga perabotan saat permintaan global untuk anggur menurun

“

Portugal, produsen gabus terkemuka di dunia, menemukan penggunaan baru untuk bahan tersebut, mulai dari sepatu hingga furnitur, karena permintaan akan penutup botol anggur menurun.

Produsen menyoroti sifat ramah lingkungan dari gabus, yang ringan, dapat didaur ulang, tahan air, dan tahan api, untuk mendorong penggunaannya dalam berbagai setting.

Gabus diperoleh dengan mengupas kulit pohon ek gabus setiap sembilan tahun dalam proses hati-hati yang memungkinkan pohon untuk beregenerasi dan tumbuh, menjadikan industri ini secara alami berkelanjutan.

Bahan tersebut memiliki \”jejak karbon negatif karena berasal dari pohon yang menangkap CO2 siang dan malam,\” kata Antonio Rios de Amorim, CEO produsen gabus terbesar di dunia, Corticeira Amorim, kepada AFP.

Dorongan untuk melakukan diversifikasi datang ketika penjualan anggur global menurun, mengurangi permintaan untuk penutup botol anggur dari gabus yang telah lama menghadapi persaingan dari penutup plastik murah dan tutup sekrup.

\”Periode pelambatan harus dimanfaatkan untuk mempertanyakan apa yang kita lakukan,\” kata Amorim, yang leluhurnya mendirikan Corticeira Amorim 154 tahun lalu di desa Mozelos di utara sekitar 30 kilometer (18 mil) dari kota kedua Porto.

Roket pendorong, kursi metro

Berkat struktur sel gabus, bahan tersebut elastis dan sangat tidak tembus air, sehingga cocok untuk membuat sepatu serta dasi, celana, dan pakaian lainnya.

Perancang furnitur juga semakin tertarik pada bahan ini.

Perancang asal Inggris, Tom Dixon, menyebutnya sebagai \”bahan impian\” dan mengeluarkan rangkaian furnitur gabus gelap yang mencakup meja, bangku, dan rak menggunakan gabus dari Portugal.

Metro Lisbon pada tahun 2020 mengganti lapisan kain di semua kursi armadanya dengan gabus, bahan yang lebih mudah dirawat.

Pembangun tertarik pada bahan tersebut karena sifat isolasi termal dan penyerapan suaranya yang unik.

Gabus juga menemukan jalannya ke luar angkasa. Itu digunakan dalam lapisan perlindungan termal pada roket pendorong karena ketahanannya \”terhadap variasi suhu yang kuat,\” kata Amorim.

Meskipun demikian, membuat penutup botol anggur tetap menjadi kegiatan utama bagi industri gabus Portugal, yang mempekerjakan sekitar 8.000 orang.

Corticeira Amorim membuat sekitar enam miliar penutup botol anggur dari gabus per tahun, hampir semuanya untuk diekspor terutama ke Chili, Prancis, dan Amerika Serikat.

Perusahaan ini menguasai 70 persen pangsa pasar global untuk penutup gabus dan mencatat penjualan sebesar 985 juta euro (satu miliar dolar) pada tahun 2023, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Metode tradisional

Gabus dibuat dari kulit pohon ek gabus (Quercus suber) yang ditemukan di negara-negara di cekungan Mediterania.

Portugal adalah rumah bagi sekitar sepertiga dari total luas dunia yang didedikasikan untuk pohon ini – lebih dari negara lain manapun – dan menyumbang hampir separuh pasokan gabus dunia.

Juga terdapat perkebunan di Prancis, Spanyol, Italia. Aljazair, Maroko, dan Tunisia.

Di provinsi Ribatejo sekitar 80 kilometer timur Lisbon, pohon-pohon ek gabus membentang sejauh mata memandang.

Kulitnya diangkat dari pohon pada musim panas menggunakan metode tradisional yang turun-temurun.

Ini adalah teknik yang sangat presisi \”yang membutuhkan beberapa tahun untuk dipelajari,\” kata Nelson Ferreira, seorang pemanen kulit gabus berusia 43 tahun, menambahkan bahwa ia sangat berhati-hati agar tidak merusak pohon.

Kulitnya kemudian dibawa ke pabrik-pabrik Corticeira Amorim di utara Portugal di mana kulit tersebut diolah dengan uap, dipotong menjadi potongan-potongan kecil, lalu dimasukkan ke mesin-mesin yang menekan stopper.

Pemeliharaan pohon-pohon ek gabus sangat penting bagi Portugal, yang telah menjadikannya spesies yang dilindungi karena rata-rata butuh 40 tahun bagi pohon untuk mulai menghasilkan gabus yang bisa digunakan oleh pembuat gabus.

\”