Selama bertahun-tahun, buku-buku dan artikel pengembangan diri bilang kalau pemimpin yang baik harus punya sifat berani, kreatif, dan tahan banting. Tapi Jon Levy, seorang ahli ilmu perilaku, nemuin bahwa pemikiran ini ternyata tidak benar setelah dia teliti lebih dalam untuk bukunya yang baru.
“Kita sudah dibohongi oleh semua konsultan besar dan program MBA ternama. Mereka bilang ada skill-skill penting yang harus kita kembangkan untuk jadi pemimpin, padahal kita mungkin nggak bakal bisa mencapainya,” kata Levy. “Yang bikin frustasi, ini bikin banyak orang yang sebenarnya bisa jadi pemimpin hebat jadi mundur.”
Lalu, apa rahasia sebenarnya untuk jadi pemimpin yang menonjol? Menurut dia, kuncinya adalah perasaan yang kamu picu pada orang lain—khususnya perasaan bahwa ada masa depan baru dan lebih baik.
“Respon emosional yang kita rasakan saat berinteraksi dengan seseoranglah yang bikin kita mau mengikuti mereka,” jelas Levy. “Ini bukan berdasarkan kualifikasi, pengalaman, atau kemampuan. Mereka bahkan nggak harus jujur, yang ini memang bikin kesel, soalnya ini kan respon emosional.”
Levy membahas hal ini dalam bukunya yang baru dirilis, Team Intelligence: How Brilliant Leaders Unlock Collective Genius. Seperti judulnya, dia juga meneliti apa yang bikin tim hebat bisa bekerja dengan baik—atau gagal.
Dia menyoroti masalah “terlalu banyak bakat”: ketika pemimpin perusahaan mengisi timnya dengan banyak pegawai “superstar”. Menurut penelitiannya, tim yang lebih dari setengahnya diisi pemain ambisius dan energik seperti ini justru sering kali nggak berkinerja baik.
“Penyebabnya adalah ego dan kepentingan diri sendiri,” kata Levy. “Yang sebenarnya kamu butuhkan adalah pemain ‘perekat’ yang fokus menyatukan dan membuat tim berfungsi. Mereka bekerja sebagai pengganda yang bikin orang lain bekerja lebih baik dari biasanya.”
P.S. Daftar Fortune untuk Tempat Kerja Terbaik di Dunia tahun ini sudah keluar minggu lalu, dengan Hilton ada di peringkat pertama. Untuk info lebih lanjut dan lihat perusahaan lain yang masuk daftar, klik di sini.
Kristin Stoller
Direktur Editorial, Fortune Live Media
[email protected]
Sekilas Berita
Kumpulan berita HR yang paling penting.
Delapan karyawan yang bertahan di satu pekerjaan selama puluhan tahun cerita alasannya tetap bertahan—dan perubahan yang mereka lihat di tempat kerja. Wall Street Journal
Apakah kerja shift, yang sudah dilakukan di bidang medis, bisa pecahkan masalah banyak wanita yang keluar dari dunia kerja? New York Times
Perusahaan mulai memanggil “influencer” atau “duta” AI internal untuk bantu yakinkan rekan kerja yang masih ragu-ragu. Bloomberg
Informasi Singkat
Semua yang perlu kamu tau dari Fortune.
Masalah pesangon. Sekitar 600 karyawan Paramount Skydance memilih ambil pesangon daripada balik ke kantor lima hari seminggu, hal ini ngebikin perusahaan rugi $185 juta untuk paket pesangon. —Sasha Rogelberg
Kekurangan skill. CEO Ford Jim Farley bilang dia susah banget ngisi 5.000 lowongan pekerja untuk posisi montir, meskipun gajinya sampai ratusan juta—hampir dua kali lipat dari gaji rata-rata pekerja Amerika. —Marco Quiroz-Gutierrez
Wawancara intensif. Setelah menyesal karena merekrut orang yang salah, mantan CEO Coach bikin strategi wawancara yang sangat ketat, lengkap dengan penilaian EQ dan tes 80 keahlian. —Emma Burleigh
Ini adalah versi web dari Fortune CHRO, sebuah newsletter yang fokus bantu para eksekutif HR mengatasi kebutuhan di tempat kerja. Daftar di sini untuk dapatkan gratis di inbox kamu.