Pertumbuhan Indonesia Tak Terduga Melonjak 5,12%, Mengabaikan Pelemahan Kredit

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua mengejutkan dengan percepatan tercepat dalam dua tahun, didorong oleh ekspor dan investasi meski ada masalah seperti pertumbuhan kredit lemah dan banyaknya PHK di sektor manufaktur.

PDB naik 5,12% pada April-Juni dibanding tahun lalu, kata BPS hari Selasa. Angka ini lebih tinggi dari prediksi 4,8% dalam survei Bloomberg. Rupiah stabil di 16.384 per dolar, sedangkan saham naik 1% setelah data dirilis.

Ekonom kaget. Di luar masa pandemi, selisih antara prediksi dan data nyata adalah yang terbesar sejak 2014. Meski ada manfaat dari turunnya suku bunga, stimulus pemerintah, dan musim Lebaran, analis masih berbeda pendapat soal prospek kedepan.

“Saya ragu pertumbuhan investasi akan bertahan di paruh kedua tahun ini,” kata Ahmad Mikail Zaini, ekonom utama PT Sucor Sekuritas, karena lambatnya pertumbuhan kredit dan turunnya investasi asing langsung di Juni.

Sebaliknya, Hosianna Evalita Situmorang dari Bank Danamon percaya kuartal ketiga bisa terus membaik berkat stimulus pemerintah, program makan gratis sekolah, kebijakan moneter longgar, dan hasil pertanian yang kuat.

Pembentukan modal tetap bruto naik 6,99% di kuartal kedua, tertinggi dalam empat tahun, karena pembangunan infrastruktur dan belanja mesin.

Tapi ada juga keraguan soal keakuratan data. “Kami kurang yakin dengan data ini,” tulis Capital Economics. Sebelum pandemi, pertumbuhan PDB Indonesia hampir tidak bergerak dari 5% selama enam tahun.

Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari setengah PDB, naik 4,97%. “Ini masih di bawah tren 5% sebelum COVID-19, artinya konsumen masih hati-hati,” tulis Tamara Mast Henderson dari Bloomberg Economics.

Banyak pekerja di industri tekstil kehilangan kerja karena barang impor China membanjiri pasar. Tarif tinggi AS mungkin memaksa China cari pasar baru.

MEMBACA  Trump menunjuk Charles Kushner sebagai duta besar AS untuk Prancis

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini tumbuh 4,04% secara kuartalan, lebih tinggi dari prediksi 3,69%. Ekspor naik 10,67% karena pengiriman dipercepat sebelum tarif AS naik.

Tapi risiko eksternal masih ada karena perang dagang dan perlambatan ekonomi global bisa pengaruhi permintaan domestik dan perdagangan. Tarif ekspor ke AS akan berlaku 7 Agustus.

Belanja pemerintah turun 0,33% di kuartal kedua karena Presiden Prabowo alihkan anggaran untuk program prioritas seperti makan gratis sekolah.

Prabowo akan umumkan rencana belanja 2026 dan target pertumbuhan ekonomi dalam pidato anggaran pertamanya tanggal 15 Agustus. Pemerintah sudah turunkan proyeksi pertumbuhan 2025 dari 5,2% jadi 4,7%-5%.

Dukungan moneter juga mungkin bertambah. BI sudah turunkan suku bunga 100 basis poin sejak September dan janji akan terus memotong untuk dorong pertumbuhan ekonomi dan pinjaman bank.

“Pertumbuhan kuartal kedua yang lebih kuat dari perkiraan—didorong investasi dan ekspor—mungkin tidak bertahan,” tulis Henderson. “Dampak tarif AS belum terasa. Saat itu terjadi, pertumbuhan akan terganggu.”