Peringatan CEO Bank of America, Brian Moynihan, Dampak Shutdown Pemerintah pada Perekonomian

Awalnya, banyak orang pikir penutupan pemerintah nggak akan terlalu bahaya buat ekonomi. Memang, beberapa data jadi nggak ada. Dan ya, mungkin aja ada sedikit penurunan belanja di beberapa daerah karena pegawai pemerintah nggak dibayar. Tapi ekonomi diperkirakan bakal pulih dengan cepat.

Sekarang, keyakinan itu mulai hilang. Banyak pakar ekonomi bilang bahwa penutupan yang udah hampir sebulan ini mulai benar-benar merusak prospek buat bisnis dan konsumen di Amerika.

Brian Moynihan, CEO Bank of America, adalah salah satu yang memperingatkan bahwa jika penutupan ini terlalu lama, konsekuensi ekonomi yang lebih serius harus ditanggung.

Dia bilang, "Penutupan pemerintah dan perdebatan tentang anggaran adalah proses politik, tapi dari sisi ekonomi, ini akhirnya akan memperlambat ekonomi." Itu karena semua aktivitas yang butuh persetujuan pemerintah—seperti persetujuan dari SEC untuk IPO, data pekerjaan, kontrak pemerintah—semuanya berhenti. Ini berdampak buruk pada bisnis swasta.

"Dampaknya pasti akan terasa," tambahnya. Moynihan juga bilang kalau Bank of America dan perusahaannya yang lain melayani sekitar 250.000 sampai 300.000 pegawai pemerintah. Mereka sekarang ditawari bantuan seperti penundaan cicilan dan penghapusan biaya karena masalah gaji mereka.

"Itu hal yang besar, dan industripun bertindak," kata Moynihan. "Masalahnya, kalau ini berlanjut, lebih banyak bagian ekonomi yang kena dampak karena aktivitas yang butuh persetujuan nggak bisa diselesaikan. Jadi saya harap mereka bisa menyelesaikannya. Saya selalu berharap begitu karena pada akhirnya, harus ada banyak diskusi tentang situasi fiskal Amerika Serikat. Menurut saya lebih baik diskusi itu dilakukan dengan kepala jernih tanpa tekanan dari sekitar."

Moynihan nambahin bahwa penyebaran ketidakaktifan ini bisa bikin "malaise" di seluruh ekonomi: "Kalau malaise berkembang dan orang-orang mengurangi belanja mereka, itu jadi masalah. Kalau perusahaan mulai bilang, ‘Saya harus menyesuaikan jumlah karyawan lebih cepat,’ itu juga masalah. Saat itulah masalah besar akan datang."

MEMBACA  Penjualan McDonald's di AS Lampaui Perkiraan, Terus Genjot Penawaran Bernilai di Tengah 'Lingkungan yang Menantang'

Keyakinan juga ternoda karena janji bahwa penutupan akan segera berakhir ternyata kosong. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, bilang ke CNBC tanggal 20 Oktober bahwa lockdown "kemungkinan" akan berakhir minggu itu. Sampai saat ini, belum ada kesepakatan.

Dampak sejauh ini masih terbatas di Washington

Mark Zandi dari Moody’s bilang bahwa sejauh ini, dampak penutupan pemerintah kebanyakan cuma terasa di area Washington D.C. karena pengaruhnya pada konsumen. "Ini kemungkinan besar nggak akan berlangsung lama lagi," tulis ahli ekonomi utama itu dalam catatannya minggu ini.

Selain risiko yang disorot Moynihan, Zandi ngasih catatan bahwa dalam skenario paling ekstrem, pasar keuangan mungkin harus memperhatikan: "Sulit dibayangin, tapi kalau penutupan berlanjut sampai musim belanja Natal dan merugikan pengecer, saat itulah pasar keuangan akan mulai mendiskon kerugian buat ekonomi, yang memperbesar kerusakan ekonominya."

Dia nambahin ancaman Presiden Trump buat memecat pekerja yang dirumahkan juga bisa memperburuk pandangan: "Saya berasumsi bahwa pemecatan itu lebih bersifat pertunjukan daripada nyata, tapi meski begitu, berdasarkan simulasi model makro kami, dalam skenario dimana penutupan berlangsung sampai akhir tahun, resesi lebih mungkin terjadi daripada tidak."