Aset pribadi menarik minat investor karena janji imbal hasil lebih tinggi meski kurang likuid. Tapi, menaruh aset ini di ETF yang likuid setiap hari bikin beberapa orang di industri ini ragu-ragu.
Masalah lainya transparansi. Aset pribadi kadang susah dipahami, dan ini bertentangan sama model dasar ETF yang seharusnya bisa lihat isi portofolionya setiap saat.
Banyak ETF baru yang memegang CLO atau SPDR SSGA IG Public & Private Credit ETF (PRIV) yang punya pinjaman langsung. Perdebatan soal aset pribadi di ETF masih akan terus berlanjut.
Dave Nadig, pakar ETF yang skeptis soal aset pribadi di ETF, bilang investor bisa anggap ETF ini dikelola manajer obligasi berpengalaman. Tapi semua kembali ke percaya atau nggak manajer paham obligasi ini.
“Aku nggak anti aset pribadi di ETF, tapi ini taruhan kepercayaan besar,” katanya.
Nadig berbicara di Konferensi Investasi Morningstar di Chicago hari Kamis.
Joanna Gallegos, pendiri BondBloxx yang menerbitkan BondBloxx Private Credit CLO ETF (PCMM), bilang ada permintaan investor buat aset pribadi karena pasar publik semakin terkorelasi.
“Kata klien, mereka mau akses ke aset pribadi yang menghasilkan pendapatan,” ujarnya.
Dia nambahin, di tahap inovasi ETF sekarang, CLO cocok banget. Di PCMM, setiap CLO punya peringkat independen dan CUSIP, jadi investor bisa liat harganya.
“Ini bagian dari kredit pribadi yang seharusnya gampang dipahami. Risiko dan imbal hasilnya harusnya simpel dilihat,” jelasnya.
Nadig setuju, tapi khawatir sama ETF kayak PRIV, di mana Apollo Global Management nyari pinjaman langsung untuk State Street. “Tanya diri sendiri, kenapa kamu dapet yang terbaik? Apa benar itu triple-A atau cuma setara obligasi sampah. Itu masalah serius,” katanya.
Nadig seneng ada diskusi soal struktur aset pribadi di ETF. Tantangannya adalah bikin orang paham gimana ETF ini cocok di portofolio.
Gallegos bilang setiap ETF adalah evolusi proses baru, kayak dulu orang khawatir pas ETF pasar berkembang muncul taun 2000-an.