Saham terlihat seperti sedang berada dalam gelembung paling ekstrim dalam sejarah, demikian dikatakan oleh investor John Hussman. Investor legendaris itu berpendapat bahwa saham terlihat terlalu overvalued seperti pada tahun 1929 dan tahun 2021. Hal ini berarti pasar bisa berisiko mengalami koreksi tajam, katanya dalam sebuah catatan baru-baru ini. Valuasi saham terlihat se-ekstrim pada tahun 1929 dan 2021 sebelum pasar merosot, dan investor berisiko mengalami crash tajam, menurut John Hussman. Investor legendaris yang memprediksi crash pasar pada tahun 2000 dan 2008 memberikan peringatan lain untuk saham minggu ini ketika investor mengirimkan pasar ke level tertinggi sepanjang masa berkat pembaruan kebijakan terbaru Fed yang menegaskan prospek pemotongan suku bunga pada tahun 2024. Namun, antusiasme itu membuat pasar berada dalam posisi yang rentan seperti yang terlihat sebelum crash pada tahun 1929, atau puncak pasar pada tahun 2021 sebelum bear market tahun berikutnya. Pandangan itu didukung oleh sejumlah ukuran valuasi, kata Hussman dalam catatan pada hari Kamis. Ukuran paling andal dari perusahaan investasinya, yaitu rasio kapitalisasi pasar nonfinansial terhadap nilai tambah kasar, berada pada level tertinggi sejak puncak pasar saham tahun 1929, tepat sebelum pasar merosot dan mengirim Dow turun 89% dari puncak ke terendah. “Kesan saya adalah bahwa investor saat ini menikmati double-top dari gelembung spekulatif paling ekstrim dalam sejarah keuangan AS,” tulis Hussman. Hussman sudah beberapa kali memperingatkan bahwa gelembung pasar yang terlalu spekulatif jarang berakhir baik bagi para trader, dan dalam periode sebelumnya, saham umumnya mencapai “batas” spekulasi sebelum mengalami penurunan tajam. “Saat ini, kami tidak melihat valuasi yang menguntungkan, maupun internal pasar yang menguntungkan, sementara sindrom overextension kami tetap konsisten dengan risiko titik jenuh yang tiba-tiba, panik, atau crash,” katanya. “Bahkan dengan adaptasi yang kami lakukan dalam siklus ini, kondisi yang teramati saat ini mendorong sikap yang sangat defensif di sini.” Hussman termasuk salah satu peramal paling bearish di Wall Street, saat semakin banyak investor cenderung bullish di tengah reli pasar saham selama berbulan-bulan. Pada bulan Oktober, dia mengatakan bahwa S&P 500 berisiko turun 63% begitu gelembung pasar spekulatif meletus, yang akan mengirimkan indeks ke level terendah sejak tahun 2013. Dia menahan diri untuk membuat prediksi resmi dalam peringatan terakhir, menyatakan bahwa crash sebesar itu tidak akan mengejutkannya.