Pengangguran Gen Z di China Sedemikian Parah hingga Para Pencari Kerja Muda Rela Bayar untuk Pura-pura Bekerja di Kantor

Lulusan Gen Z di China Hadapi Pasar Kerja Sulit

Generasi Z di China lulus dengan gelar prestisius, tapi sulit dapat kerja. Bahkan, banyak yang bayar 30-50 yuan (sekitar Rp60-100 ribu) per hari buat duduk di kantor palsu yang dijalankan oleh Pretend To Work Company. Di sini, mereka bisa kerja di startup sendiri, cari lowongan, atau sekadar ngobrol sama sesama pengangguran.

Kantor-kantor palsu ini ada di kota-kota besar seperti Shenzhen, Shanghai, dan Chengdu. Mereka sediakan komputer, snack, makan siang, dan minuman gratis. Menurut BBC, ini jadi tempat buat Gen Z yang frustasi cari kerja.

Pengangguran muda di China capai 14,5% untuk usia 16-24 tahun. Tahun 2023, angkanya sempat 46,5%! Banyak anak muda memilih "lying flat"—hanya kerja seadanya dan enggak mau terjebak di karir stres.

Pemerintah China pun berusaha turun tangan. Beberapa universitas bahkan minta lulusan palsuin status kerja biar jurusan mereka enggak ditutup.

Kalau enggak kerja, Gen Z di China malah bangga jadi "rat people"—sehari-hari rebahan, main hp, dan pesan makanan online. Tren ini viral di Weibo dan Douyin.

"Ini bukan cuma soal malas, tapi protes diam-diam terhadap tekanan pasar kerja," kata Advita Patel, pakar karir.

Fortune Global 500 2025
Lihat daftar perusahaan terbesar dunia tahun ini di sini.

MEMBACA  Peresmian Vinus Empowerment Space di Bogor: Titik Awal Revolusi Pemberdayaan Generasi Muda