Penerbangan Desak Akhiri Penutupan Pemerintah Jelang Libur Panjang

Pemerintahan AS masih tutup sudah satu bulan penuh. Maskapai penerbangan sudah mulai tidak sabar.

Pemimpin industri penerbangan mendesak Kongres untuk mengakhiri shutdown ini. Mereka khawatir dengan nasib pengatur lalu lintas udara yang kerja tanpa dibayar, dan juga dampaknya pada penerbangan saat musim liburan yang sibuk.

"Hal ini membuat stres orang-orang. Tidak adil bagi mereka. Juga membebani ekonomi," kata CEO United Airlines, Scott Kirby, di luar Gedung Putih pada hari Kamis. "Maskapai adalah indikator ekonomi yang baik, dan kami mulai lihat dampak pada pemesanan tiket, masih kecil tapi signifikan. Ini membahayakan seluruh ekonomi."

Kirby minta ada kesepakatan dari kedua partai untuk buka kembali pemerintah. Dia dan pemimpin lain, seperti Menteri Perhubungan Sean Duffy dan mantan gubernur New Hampshire Chris Sununu, bertemu dengan Wakil Presiden JD Vance pada Kamis untuk bahas dampak shutdown pada penerbangan, menurut Bloomberg.

American Airlines konfirmasi bahwa CEO mereka, Robert Isom, hadir dalam pertemuan itu. Maskapai itu bilang pengatur lalu lintas udara yang kerja tanpa gaji adalah "hal yang tidak bisa diterima."

"Kongres perlu capai kesepakatan bipartisan untuk buka pemerintahan secepatnya, agar kolega kami di ATC, TSA, dan CBP dibayar," kata maskapai itu. "Cara tercepat adalah dengan mengesahkan continuing resolution yang bersih. Shutdown yang lama akan sebabkan lebih banyak penundaan dan pembatalan penerbangan—masyarakat Amerika berhak lebih baik, terutama saat liburan."

Tekanan pada Pengatur Lalu Lintas Udara dan Penumpang

Penerbangan jadi sorotan selama shutdown. Lebih dari 13,000 pengatur lalu lintas udara, yang dianggap pekerja penting, kerja tanpa dibayar. Ini menambah stres pekerja yang sudah hadapi kekurangan staf lebih dari sepuluh tahun. Sebelum shutdown, 91% pusat kendali lalu lintas udara di AS sudah kekurangan staf. Saat shutdown, banyak yang kerja 6 hari seminggu dengan 60 jam atau lebih.

MEMBACA  Diperlukan Proses Panjang Maarten Paes Membela Timnas Indonesia

Mereka terima gaji terakhir pada hari Selasa, dan kini merasakan tekanan finansial. Beberapa sampai cari pekerjaan sampingan seperti jadi pelayan restoran atau supir Uber untuk penuhi kebutuhan.

"Mereka sekarang tidak hanya saling bergantung, tapi juga harus cari kerja lain. Mereka kerja di pekerjaan utama siang hari, lalu malamnya harus kerja sampingan," kata Nick Daniels, presiden Asosiasi Pengatur Lalu Lintas Udara Nasional.

Beberapa pekerja melakukan "sick-out," yaitu menolak kerja sampai mereka dibayar. Ketidakhadiran ini sudah sebabkan gangguan pada penerbangan. Menurut Flightaware.com, ada lebih dari 7,300 penundaan penerbangan dan 1,250 pembatalan di bandara AS pada hari Kamis.

Shutdown ini hampir capai rekor terpanjang, mendekati hari ke-34 pada Senin, menyamai shutdown terpanjang dalam sejarah AS. Menurut Kantor Anggaran Kongres, shutdown bisa sebabkan kerugian hampir $14 miliar pada PDB riil yang tidak bisa kembali. Sementara lebih dari 700,000 pegawai pemerintah tidak dibayar, pekerja lain, termasuk agen ICE, masih terima gaji.

Saat Gedung Putih terus desak Demokrat untuk akhiri shutdown, banyak warga Amerika percaya tanggung jawab untuk selesaikan masalah ini ada pada Partai Republik. Jajak pendapat Washington Post-ABC News-Ipsos pekan ini temukan 45% orang dewasa AS percaya Trump dan GOP yang paling bertanggung jawab atas shutdown ini. Sepertiga responden menyalahkan Demokrat, dan 22% tidak pasti.