Perusahaan smartphone asal China, Xiaomi, dan pendirinya, Lei Jun, merupakan penggemar Apple. Mereka sering mengadopsi desain dan strategi pemasaran yang mirip dengan Apple, sehingga beberapa orang menyebut Xiaomi sebagai “Apple-nya China.” Lei Jun pun mengakui bahwa Steve Jobs adalah salah satu inspirasinya, yang membuatnya memutuskan untuk mendirikan perusahaannya setelah membaca buku Fire in the Valley pada tahun 1984.
Pada bulan Maret 2021, Xiaomi mengumumkan rencananya untuk masuk ke industri kendaraan listrik (EV), mengikuti jejak Apple yang sebelumnya juga sempat mempertimbangkan untuk membuat mobil pada tahun 2014. Xiaomi berjanji untuk menghabiskan $10 miliar dalam waktu 10 tahun untuk akhirnya menawarkan “kendaraan listrik pintar berkualitas.”
Namun, rencana Apple untuk membuat mobil dilaporkan telah gagal, dengan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut beralih ke proyek kecerdasan buatan (AI) sebagai gantinya.
Lei Jun, sosok di balik sebutan “Apple-nya China,” mengaku “terkejut” dengan keputusan Apple tersebut, dalam sebuah posting di platform media sosial China, Weibo, pada hari Rabu. Ia menegaskan bahwa Xiaomi telah membuat “pilihan strategis” untuk berinvestasi dalam EVs, dan bahwa perusahaan tetap berkomitmen pada proyek tersebut, meskipun menghadapi berbagai kesulitan.
Pada bulan Desember, Lei Jun mengatakan kepada stasiun televisi CCTV bahwa Xiaomi telah mengalokasikan 3.400 insinyur dan 10 miliar renminbi China ($1,4 miliar) untuk menciptakan prototipe kendaraan pertamanya. Ia menyebutkan bahwa total investasi tersebut 10 kali lipat dari yang biasanya diinvestasikan oleh produsen mobil untuk model baru.
Lei Jun juga menyatakan bahwa Xiaomi dapat sukses memasuki pasar mobil karena EVs menggabungkan elemen dari mobil konvensional dan elektronik konsumen. Pada saat itu, perusahaan smartphone tersebut juga memperkenalkan EV pertamanya, sedan listrik SU7, yang pertama kali muncul di Mobile World Congress di Barcelona.
Pengiriman domestik bisa dimulai secepat kuartal kedua tahun ini, kata presiden grup Xiaomi, Weibing Lu, kepada CNBC. Meskipun harga belum diumumkan, Lu menyatakan bahwa informasi lebih lanjut akan segera tersedia. Xiaomi akan fokus pada pasar premium, mengingat pengalaman perusahaan dalam menjual smartphone kepada “20 juta pengguna premium.”
Meskipun konsumen China telah dengan cepat mengadopsi EVs dalam beberapa tahun terakhir, membantu perusahaan seperti BYD dan Li Auto mencetak penjualan rekor, Xiaomi akan berusaha memasuki pasar EV terbesar di dunia di saat pertumbuhan mulai melambat, sementara pesaing lain terlibat dalam persaingan harga yang sengit untuk merebut pangsa pasar lebih banyak.