Saham yang dimiliki anggota Kongres AS baru-baru ini mengalahkan kinerja S&P 500. Tapi, ada kelompok kecil anggota yang hasilnya jauh lebih baik: yaitu para pemimpin.
Menurut sebuah penelitian dari National Bureau of Economic Research, kinerja saham para pemimpin kongres bisa 47% lebih tinggi per tahun dibanding anggota biasa.
Shang-Jin Wei dari Columbia University dan Yifan Zhou dari Xi’an Jiaotong-Liverpool University meneliti anggota yang naik jadi pemimpin, seperti Ketua DPR dan pemimpin fraksi.
Dari tahun 1995 sampai 2021, ada 20 pemimpin yang melakukan transaksi saham sebelum dan sesudah naik jabatan. Peneliti lihat kinerja mereka biasa saja sebelum jadi pemimpin, tapi berubah drastis setelahnya.
"Yang penting, saat kinerja trading pemimpin membaik pesat, kinerja trading anggota biasa tidak banyak berubah," tulis mereka.
Keunggulan pemimpin ini sebagian berasal dari kemampuan mereka mengatur agenda undang-undang, seperti memutuskan kapan suatu RUU akan dipilih. Hal ini memberi mereka informasi lebih awal.
Bahkan, pemimpin mendapat return lebih baik saat partainya menguasai gedung kongres.
Menjadi pemimpin juga meningkatkan akses ke informasi rahasia. Perusahaan mungkin lebih memprioritaskan membagi informasi ini ke pemimpin daripada anggota biasa.
Pemimpin dapat return lebih tinggi dari perusahaan yang menyumbang kampanye mereka atau yang berkantor pusat di negara bagian mereka. Ini mungkin karena akses istimewa ke informasi internal perusahaan.
Pemimpin juga mempengaruhi cara anggota lain memilih. Partai pemimpin lebih mungkin mendukung RUU yang menguntungkan perusahaan yang sahamnya mereka pegang.
Saham yang dimiliki pemimpin cenderung dapat lebih banyak kontrak federal dalam satu sampai dua tahun ke depan.
"Hasil ini menunjukan pemimpin kongres mungkin tidak hanya trading pakai informasi istimewa, tapi juga mempengaruhi kebijakan untuk menguntungkan diri sendiri," tulis Wei dan Zhou.
Transaksi saham oleh pemimpin bahkan bisa memprediksi berita positif atau negatif perusahaan dalam setahun ke depan. Khususnya, penjualan saham bisa prediksi jumlah sidang dan tindakan regulasi.
Investor lama curiga Washington punya keuntungan khusus di Wall Street. Ini memunculkan lebih banyak ETF bertema politik, termasuk yang meniru portofolio anggota Kongres dari Partai Demokrat dan Republik.
Bahkan Paul Pelosi, suami mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, punya pengikut yang meniru transaksi sahamnya.
Kongres telah berusaha membatasi kepemilikan saham anggotanya. Undang-Undang STOCK 2012 mewajibkan pelaporan yang lebih cepat, tapi beberapa anggota ingin melarang trading sama sekali.
Sebuah kelompok dari dua partai di DPR mendorong RUU yang melarang anggota Kongres, pasangan, dan anak mereka untuk trading saham individual.
Minggu lalu, ada petisi yang diajukan untuk memaksa pemungutan suara di DPR jika dapat cukup tanda tangan.
"Jika para pemimpin ingin mengajukan RUU yang benar-benar mengakhiri korupsi ini, kami mendukung," kata Rep. Anna Paulina Luna di media sosial. "Tapi kami lelah dengan permainan partisan. Ini adalah hal paling bipartisan dalam sejarah AS, dan sudah waktunya DPR mendengarkan rakyat Amerika."