Pemilik Bisnis Kecil: Rekan Pendiri Anda Adalah Agen Kecerdasan Buatan

Saat kita pikir tentang AI, kita suka bayangin raksasa Silicon Valley atau film-film fiksi ilmiah. Tapi di dunia perdagangan global dan e-commerce, AI udah bukan konsep masa depan lagi — dia sedang mengubah aturan main perdagangan global dan persaingan. Dari temuan Alibaba.com dari lebih 20.000 submission di kompetisi wirausaha CoCreate Pitch, lebih dari 60% bisnis kecil di AS berencana pakai alat-alat AI di tahun 2025.

Kenapa? Soalnya AI bukan cuma tren — dia seperti tsunami, dan mengabaikannya bisa berakhir buruk bagi banyak orang.

Globalisasi baru berjalan cepat

Globalisasi sekarang nggak butuh banyak spesialis atau pembangunan rantai pasokan puluhan tahun. Sekarang, tim kecil dengan alat bertenaga AI bisa masuk ke pasar global lebih cepat dari sebelumnya.

Alat-alat ini, seperti API terjemahan langsung dan analitik prediktif, memungkinkan startup dua orang jualan ke berbagai benua dalam semalam, menghilangkan hambatan seperti beda bahasa, kurangnya pengetahuan pasar luar negeri, dan kesulitan membangun kepercayaan lintas batas.

Ini nandain era “mikro-multinasional”: Startup studio desain dua orang bisa jual produk ke 20 negara dengan memanfaatkan wawasan pasar hasil AI. Tugas yang dulu butuh seluruh departemen sekarang bisa dilakukan hanya dengan satu klik — dan ini baru permulaan.

Temui co-founder kamu: agen AI otonom

Kemunculan agen AI otonom membawa permainan ke level berikutnya. Bayangin punya co-founder 24/7 yang nggak pernah tidur, rajin nyari supplier, negosiasi, urus pesanan, dan kelola logistik.

Untuk perdagangan global, agen AI nggak cuma cari produk tapi juga nilai supplier, bantu komunikasi, proses pesanan, bahkan atur logistik. Anggap aja seperti mesin pencari kayak Chat GPT tapi untuk perdagangan B2B, yang bisa cari sumber di seluruh dunia digital, ditambah dengan bakat tim profesional untuk urus proses dari awal sampai akhir. Dan ini bukan fantasi, agen Accio milik Alibaba sendiri sudah mengotomatiskan 70% alur kerja yang biasanya manual untuk pembeli B2B di seluruh dunia, memadatkan proses seperti ide produk, prototyping, cek kepatuhan, dan pencarian supplier menjadi satu siklus mulus bertenaga AI.

MEMBACA  Investor Aktivis Starboard Ungkap Kepemilikan 9% di Tripadvisor, Sebut Saham Terlalu Murah

AI itu nyata. Dia sudah ada di sini.

Alasan industri B2B $30 triliun memimpin adopsi AI

Sementara konsumen masih mulai tertarik AI, pengambil keputusan B2B sudah berlomba karena tiga alasan:

1. Skala: Skala produksi dan konsumsi yang besar mendorong ekonomi skala, apalagi di industri B2B senilai $30 triliun. Contohnya, pabrik menengah bisa pakai AI untuk turunkan biaya rantai pasok 15% lewat perawatan prediktif, yang sangat revolusioner ketika jutaan dolar dipertaruhkan.

2. Kecepatan: Bagi banyak bisnis kecil, AI bisa mempercepat proses permintaan penawaran dari minggu jadi hanya jam, dengan mengotomatiskan perbandingan vendor dan pembuatan kontrak.

3. Transformasi pencarian: Pembeli B2B akan mengharap platform di masa depan bisa paham pertanyaan sangat spesifik seperti “tunjukin saya bagian cetak 3-D untuk aerospace yang sesuai spesifikasi FAA,” dan hasilnya langsung mengarah ke halaman supplier yang tepat. Masa depan pencarian B2B bukan lagi tentang optimisasi mesin pencari (SEO), tapi tentang optimisasi mesin AI generatif.

Bisnis kecil: mulai dari hal kecil tapi mulai sekarang

Iya, mungkin menakutkan bagi pemilik bisnis kecil untuk mulai pakai AI, tapi kamu nggak punya pilihan, kamu harus beradaptasi atau risiko tertinggal sama pesaing yang sudah pakai.

Kabari baiknya, kamu nggak perlu terapkan AI sepenuhnya dalam semalam. Mulai dari yang kecil – mungkin pasang chatbot layanan pelanggan atau alat analisis data AI – dan tingkatkan dari sana.

Masa depan itu milik mereka yang anggap AI bukan sebagai barang mewah, tapi sebagai infrastruktur penting.

Pendapat yang diutarakan dalam artikel komentar Fortune.com adalah pandangan penulisnya saja dan belum tentu mencerminkan pendapat dan keyakinan Fortune.

Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara undangan yang dinamis untuk membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.

MEMBACA  Kata Eksekutif AI Google: Inilah Alasan Anda Perlu Belajar Coding