Selama bertahun-tahun, saya sering menasehati CEO dari perusahaan Fortune 500. Saya menemukan satu hal yang mungkin mengejutkan kamu: CEO itu kerja keras, tapi mereka juga tau cara untuk istirahat dengan lebih cepat dan lebih baik. Sama seperti olahraga, pemulihan adalah bagian penting dari kerja keras. Di kantor, belajar untuk micro-relax bisa nambah energi, produktivitas, dan kebahagiaan. Kalau saya lagi membimbing eksekutif muda yang ingin sukses, saya sering kasih nasehat ini: Jadi lebih ahli dalam bersantai.
Kurangi stres saat hari kerja
Banyak CEO yang bilang ke saya, mereka pernah terjebak dalam kebiasaan yang sebenarnya nambah stres, seperti main media sosial. Dorongan untuk cari dopamine itu bikin kamu pengen lihat video sebentar aja… Tapi statistik menunjukkan ini bisa jadi berjam-jam buat orang biasa, selain nonton film series di rumah.
Saya juga pernah kayak gitu dan punya kebiasaan online lain—main bullet chess—sampai seorang temen yang ahli neuroscience bilang, "Lakukan kalau itu menyenangkan, tapi jangan kira itu bikin kamu rileks. Efeknya malah kebalikan. Itu membuat otak kamu terlalu bersemangat. Itu bukan bikin santai, tapi mempercepat." Jadi buat kalian yang di media sosial—atau main Candy Crush pas di perjalanan—pesannya sama. Lakukan kalau seru, tapi jangan pikir itu bikin rileks. Kamu malah nambah stres, bukan ngurangin.
Saya lihat CEO biasanya telat masuk perangkap kecanduan ini, tapi yang paling cepat keluar. Mereka lebih cepat sadar kalau mereka bisa kendalikan dan hapus aja aplikasi yang bikin masalah.
Kalau kamu memang mau lihat media sosial, pilih yang lucu. Rata-rata anak kecil ketawa 300 kali sehari dan orang dewasa, cuma 17 kali. Cari alasan untuk ketawa! Ketawa pada diri sendiri dan keadaan kita bisa lepaskan banyak stres.
Coba latihan pernapasan
Ini yang gampang. Tutup mata kamu sekarang dan ambil 5 napas, tarik lewat hidung, buang lewat mulut. Buat setiap napas sedikit lebih dalam, lebih lambat, dan lebih panjang supaya bisa ganti udara yang lama di bagian bawah paru-paru. Gampang, kan? Sekarang tutup satu lubang hidung dan ulangi, lalu ganti sisi.
Napas biasa kita yang dangkal cuma tukar udara di atas paru-paru. Tapi napas yang dalam dan seimbang sampai ke alveoli dan stimulasi saraf vagus yang bikin kita lebih berenergi, walau cuma dilakukan beberapa kali sehari. Kalau kamu sekalian stretching, dapat poin bonus.
Mau rileks lebih dalam cuma dalam beberapa menit? Duduk dengan postur yang bagus dan sengaja rilekskan semua otot di ubun-ubun kepala kamu. Lalu lakukan yang sama untuk otot-otot di sekitar mata. Kemudian pelan-pelan turun ke seluruh tubuh.
Meski kamu gak tidur, tidur siang itu emas.
Pernah dengar trik tidur siang 22 menit? Seorang rekan, Doug Melder, bilang ke saya, minum teh atau kopi siang kamu trus berbaring selama 22 menit, power nap. Mau kamu tidur atau enggak, kamu tetap reboot otak kamu. Butuh 22 menit buat kafein masuk ke aliran darah, jadi kamu dapat kesegaran double pas kafeinnya bekerja. Banyak perusahaan teknologi punya ruang tidur, atau CEO cari sofa di suatu tempat, ada alasannya. Jangan khawatir harus tidur, yang penting melepas. Beberapa ide terbaik datang waktu kamu gak mencoba memecahkan masalah yang sulit.
Keluar rumah
Saya pernah jalan sama David Fizdale, pelatih kepala NY Knicks waktu itu, yang izinin saya cerita ini. (Kita pikir kita ngadepin stres? Coba aja latihin tim NBA.) Saya cerita tentang teori feromon di pohon. Pohon gak bicara satu sama lain kayak binatang, jadi gimana mereka tau kapan harus bertunas? Kapan harus buat kulit kayu lebih tebal? Mereka berkomunikasi dengan lepaskan feromon di udara. Feromon itu sangat terapeutik buat otak manusia. Itu sebabnya waktu kamu jalan di taman, kamu merasa lebih baik tapi gak tau kenapa? Feromon. Bau rumput yang baru dipotong, atau udara sehabis hujan—punya efek yang bagus buat kita. Fiz bilang itu bikin dia mulai lakukan lebih banyak rapat sambil jalan dan suatu saat sampai lebih dari 100 hari berturut-turut jalan dekat pohon. Orang Eropa itu yang terbaik yang saya lihat dalam hal keluar rumah. Ada survei bahwa tiga hal yang paling diingat anak-anak dari masa kecil mereka adalah makan malam keluarga, liburan keluarga, dan hal-hal yang mereka lakukan di luar. Kalau duduk itu seperti merokok yang baru, mungkin jalan kaki itu terapinya.
Rasakan bersyukur, jangan merasa bersalah
Kasih diri kamu sendiri kelonggaran dengan sedikit perspektif. Kamu kerja keras. Kamu lakukan banyak buat orang lain. Kamu baik-baik aja. Secara objektif, kalau dipikir-pikir, keadaan kamu jauh lebih baik dari ‘OK’. Secara matematis, kalau kamu baca ini, artinya kamu kaya.
"Waduh, Billy, kamu gak tau situasi saya…. Saya… Kami…. Tagihan saya…." Saya gak bilang kamu gak punya kesulitan atau tantangan yang nyata. 77% orang Amerika cuma selisih satu gaji dari masalah.
Tapi sedikit perspektif, teman, buat bantu kita ketawa pada diri sendiri dan temukan keberuntungan kita. Sepertiga penduduk dunia masih hidup dengan $2 per hari. Kita biasa bandingkan diri sama orang lain, tapi kenapa cuma dengan orang yang di atas aja? Lebarkan lensa kamu. Kamu baik-baik aja. Tapi kalau emang perlu bandingin, ayo bandingin.
Bisa sebut nama raja dalam sejarah yang makan makanan lebih enak dan beragam dari yang kamu makan beberapa minggu terakhir? Sisa makanan kamu aja menang.
Ratu yang tidur di sprei dengan thread count lebih tinggi dari kamu semalam?
Penjelajah yang sudah jalani tempat lebih banyak dari frequent flier miles yang kamu punya?
Kaisar mana yang punya kesehatan lebih baik, Sultan punya kendaraan lebih bagus, atau Penemu punya teknologi lebih hebat dari kamu?
Kita berada di titik dalam sejarah di mana kita sangat, sangat beruntung. Dalam public speaking kita ajarin orang untuk fokus pada hal positif waktu lihat diri sendiri di kamera. Orang-orang ketawa waktu kita bilang "Kamu cantik/tampan. Terima aja." Mari tambah satu hal. "Kamu kaya, bersyukurlah dengan aktif."
Tujuan saya bukan buat bikin kamu merasa bersalah. Percaya, saya Katolik. Rasa bersalah itu salah satu alat motivasi utama kami. Saya gak mau kamu merasa bersalah, saya mau kamu merasa bersyukur. Rasa bersalah bikin sengsara. Bersyukur bikin senang. Tapi bersyukurlah dengan aktif. Hidup itu hebat waktu kita punya perspektif betapa hebat dan penuhnya hidup ini. Lakukan dengan sengaja. Nikmati hal-hal lebih banyak. Bantu orang lain lebih banyak. Hadir di momen ini. Ambil napas dalam lebih banyak, nikmati lebih banyak jalan kaki, ketawa lebih banyak dan terutama makan lebih banyak es krim. Bukan cuma menitnya, tapi momen-momen yang bikin kerja dan hidup berarti.
Bill Hoogterp adalah penulis buku laris, pengusaha, dan salah satu pelatih eksekutif top di dunia. Dia sudah menasehati puluhan CEO Fortune 500, dan tahun lalu, perusahaannya, LifeHikes, menawarkan pelatihan di lebih dari 100 perusahaan global di 47 negara dan tujuh bahasa. Dalam serialnya untuk Fortune, dia membantu para eksekutif yang berusaha jadi pemimpin yang lebih baik. Untuk tau lebih banyak tentang Bill, kunjungi lifehikes.com. Untuk kirim pertanyaan buat kolom selanjutnya, email [email protected].
Fortune Global Forum kembali 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara eksklusif yang membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.