Saham masa depan AS naik di hari Minggu malam, menandakan awal minggu penting bagi pasar. Investor menunggu petunjuk baru tentang pemotongan suku bunga dan tarif.
Futures untuk Dow Jones naik 30 poin (0.07%). S&P 500 futures naik 0.08%, sedangkan Nasdaq futures naik 0.15%.
Yield obligasi 10-tahun tetap di 4.322%. Dolar AS turun 0.11% terhadap euro dan stabil terhadap yen.
Emas turun 0.11% jadi $3,378.80 per ons. Harga minyak AS turun 0.21% ke $62.67 per barel, sedangkan minyak Brent turun 0.32% ke $65.64. Pasar energi akan jadi fokus minggu ini karena diplomasi untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina terus berlanjut. Sanksi AS yang lebih keras bisa target ekspor minyak Rusia.
Saham sudah naik dua minggu berturut-turut, dengan S&P 500 capai rekor tertinggi minggu lalu. Ini karena laba perusahaan tetap kuat dan data inflasi terakhir beragam, tapi belum picu panik soal efek tarif.
Pasar tenaga kerja juga terlihat lemah, sehingga Wall Street yakin data inflasi bakal beri lampu hijau bagi Federal Reserve untuk turunkan suku bunga bulan depan. Ini bikin pasar makin optimis.
Tapi pandangan ini akan diuji minggu ini. Rabu, Fed akan rilis notulen rapat kebijakan Juli, saat mereka pertahankan suku bunga meski dua anggota tidak setuju. Notulen ini akan tunjukkan seberapa banyak debat terjadi.
Acara utama akan terjadi Jumat, saat Ketua Fed Jerome Powell beri pidato di Jackson Hole. Acara tahunan ini sebelumnya dipakai untuk memberi sinyal perubahan suku bunga.
Tahun lalu, Powell beri sinyal pemotongan suku bunga, tapi tahun ini mungkin dia tak beri petunjuk besar. Ini bisa bikin Wall Street kecewa.
Musim laba hampir selesai, tapi minggu ini beberapa retailer besar akan laporkan hasil. Home Depot rilis hasil Selasa, Lowe’s dan Target Rabu, sedangkan Walmart Kamis.
Laporan kuartal mereka akan beri info baru soal dampak tarif pada harga dan siapa yang tanggung biaya tambahan. Efek pasti tarif pada inflasi masih misteri.
Perusahaan mungkin masih tanggung biaya tarif sekarang, tapi tidak jelas berapa lama mereka bisa tahan dan seberapa banyak konsumen akan sanggup bayar nanti.
Jika retailer besar terus tanggung biaya tarif, ini akan terlihat di laba dan pandangan mereka. Citi prediksi konsumen tidak akan kena kenaikan harga besar, meski tarif baru diperkirakan akan datang.
“Permintaan yang lebih lemah berarti perusahaan akan sulit menaikkan harga ke konsumen,” kata ekonom AS Citi Andrew Hollenhorst. “Beberapa perusahaan mungkin masih coba naikkan harga perlahan, tapi kenaikannya akan kecil. Ini harusnya kurangi kekhawatiran inflasi tapi tingkatkan kekhawatiran soal penurunan laba yang bisa pengaruhi perekrutan.”
Perkenalkan Fortune Global 500 2025, daftar peringkat perusahaan terbesar di dunia. Lihat daftar tahun ini.