Pasangan kaya punya banyak tools dan strategi untuk kurangi tax dan wariskan harta. Tapi, perencana keuangan bilang satu cara yang sangat menguntungkan jadi favorit belakangan iniābisa wariskan kekayaan ke generasi selanjutnya sambil tetap nikmatin selama hidup. Namanya Spousal Lifetime Access Trusts (SLATs).
SLATs adalah trust yang tidak bisa dibatalkan (irrevocable), tapi pasangan tetap bisa akses asetnya tanpa kena pajak warisan. Banyak orang kaya pakai ini biar manfaatkan exemption pajak hadiah dan warisan yang tinggi, yang bisa hemat pajak besar seumur hidup.
Cara kerjanya: satu pasangan (grantor) pindahin aset miliknya ke SLAT untuk pasangannya (beneficiary). Setelah dipindah, kenaikan nilai aset itu tidak kena pajak.
Tapi mereka tetap bisa pakai uangnya: pasangan beneficiary boleh ambil aset di SLAT untuk kesehatan, pendidikan, atau kebutuhan hidup, kata Bob Peterson, penasihat keuangan di Crescent Grove Advisors. "Ini kayak makan kue tapi masih punya kuenya."
Tujuan utama SLAT adalah hindari pajak warisan. Contoh, kalau $5 juta dimasukkan ke SLAT lalu jadi $15 juta, $10 juta kenaikannya tidak kena pajak saat grantor meninggal. SLAT juga bisa lindungi aset dari penagih hutang.
Tapi, SLAT bukan strategi untuk hemat pajak penghasilan. Grantor tetap bayar pajak penghasilan dari trust. Beda dengan trust lain, SLAT izinkan beneficiary ambil uang selama grantor masih hidup.
Ada juga kekurangannya: hadiah ke SLAT tidak bisa dibatalkan. Kalau cerai atau pasangan meninggal, bisa repot. Aset gabungan juga tidak bisa dimasukkan ke SLAT. Jadi, grantor harus pastikan mereka tetap hidup nyaman walau tidak bisa akses dana itu lagi.
Kalau beneficiary meninggal duluan, asetnya turun ke anak-anak tanpa pajak warisan.
SLAT Makin Populer
SLAT sedang naik daun karena perubahan aturan pajak 2025. Estate tax exemption akan turun dari $13,99 juta (per orang) jadi sekitar $7 juta kalau pemerintah tidak perpanjang.
Banyak orang kaya buru-buru bikin SLAT sekarang biar manfaatkan exemption yang besar. Tapi, kalau exemption diperpanjang, mereka mungkin kehilangan akses ke dananya tanpa perlu.
Artikel ini awalnya terbit di Fortune.com.