OpenAI Hentikan Deepfake AI Martin Luther King Jr. di Aplikasi Sora 2 karena Dinilai Tidak Sopan

Aplikasi Sora 2 dari OpenAI yang terkenal karena video deepfake selebriti dan influencer, sekarang menghentikan sementara kemampuan pengguna untuk membuat ulang wajah Martin Luther King Jr. Hal ini terjadi setelah putrinya, Bernice A. King, mengatakan gambar ayahnya dipakai dengan cara yang “merendahkan dan tidak jelas.”

Menanggapi “gambaran tidak hormat” tentang King Jr. yang dibuat pengguna di aplikasi Sora 2, OpenAI mengatakan mereka memperkuat aturan untuk cara pengguna menggambarkan tokoh sejarah. Ini diumumkan dalam pernyataan bersama dengan ahli waris King.

Perusahaan itu bilang memang ada kepentingan kebebasan berbicara dalam menggambarkan tokoh sejarah, tapi mereka juga setuju bahwa “tokoh publik dan keluarganya seharusnya punya kontrol atas penggunaan wajah mereka. Perwakilan resmi atau pemilik warisan bisa minta agar wajah mereka tidak dipakai di cameo Sora.” Belum jelas bagaimana standar ini membedakan siapa yang dianggap tokoh publik atau sejarah, atau apakah orang harus mengajukan permintaan ke OpenAI satu per satu.

Bernice King, yang juga seorang pengacara dan CEO King Center, mengatakan dia tidak suka cara pengguna menggambarkan ayahnya.

“Dari saya, banyak gambaran AI itu tidak pantas disebut kebebasan berbicara. Itu hanya hal bodoh,” tulisnya di sebuah postingan di X.

Dia menambahkan bahwa King Jr. bukanlah pejabat terpilih dan gambarnya bukan milik publik. Dia mencatat bahwa banyak negara bagian mengizinkan ahli waris orang yang sudah meninggal untuk mengontrol penggunaan wajah seseorang sampai 100 tahun setelah kematiannya, untuk menghindari eksploitasi komersial tanpa izin.

Aplikasi Sora 2 dirilis akhir bulan lalu dan sudah menimbulkan kontroversi karena kemampuannya membuat video yang sangat realistis dengan AI. Minggu lalu, Creative Artists Agency (yang mewakili aktor seperti Scarlett Johansson dan Brad Pitt) dan United Talent Agency (yang mewakili Greta Gerwig dan Ben Stiller) menarik klien mereka dari Sora 2 dengan pernyataan keras. United Talent Agency menyebut aplikasi ini “eksploitasi, bukan inovasi,” sementara Creative Artists Agency bilang aplikasi ini “membuka klien dan properti intelektual mereka ke risiko besar.”

MEMBACA  Analis Sebut Saham seperti Apollo Global Management (APO) Kini 'Terjual Berlebihan'

Tapi, beberapa selebriti justru memberi izin ke OpenAI untuk memanipulasi gambar mereka di video AI Sora 2. Sebuah klon AI dari influencer dan petinju Jake Paul telah ditampilkan sedang dihadapi polisi karena kasus hit-and-run palsu, membuat keributan di pesawat, dan memakai riasan warna-warni.

Paul sendiri kelihatannya menerima kehadiran video-video AI baru ini. Dia dilaporkan memasang video AI dirinya yang sedang marah-marah di Starbucks ke Instagram Story pribadinya. Keterangannya: “Terkejut ada yang merekamnya pagi ini – bagaimana dengan privasi?”