Nilai Intrinsik Alphabet Bantu Hadirkan Robot di Pabrik Foxconn AS

Perusahaan Foxconn dari Taiwan, yang memproduksi produk untuk Apple dan Nvidia, bekerja sama dengan Intrinsic, sebuah perusahaan AI dan robotika dari Alphabet. Mereka membuat usaha patungan untuk menggunakan robot di pabrik Foxconn di Amerika.

CEO Intrinsic, Wendy Tan White, bilang Foxconn punya keahlian besar di bidang manufaktur. Jadi mereka tau bagian mana dari proses produksi yang bisa diperbaiki dengan AI. Intrinsic adalah perusahaan yang dulunya bagian dari program riset Alphabet. Mereka fokus bikin teknologi baru untuk robot industri agar lebih mudah dan murah dipakai.

Mereka khususnya fokus pada "fleksibel manufacturing", yaitu sistem otomatis yang bisa menyesuaikan diri dengan data baru dan mengoptimalkan cara kerjanya sendiri. Saat ini, robot industri biasanya cuma bisa melakukan tugas yang sudah ditentukan. Untuk mengubahnya susah dan mahal, makanya tenaga manusia masih lebih fleksibel untuk banyak situasi.

White bilang, mereka dan Foxconn sudah berbicara tentang kerjasama ini mungkin selama satu atau dua tahun. Menurutnya, wajar saja kalau perusahaan manufaktur elektronik mau bekerja sama dengan Intrinsic untuk pengembangan software dan AI.

Pimpinan Foxconn, Young Liu, mengatakan dengan bekerja sama dengan Intrinsic, mereka bisa memanfaatkan keahlian di bidang robotika yang digerakkan oleh AI. Hal ini melengkapi kepemimpinan Foxconn di manufaktur global untuk menciptakan pabrik masa depan.

Oktober lalu, Foxconn (yang nama aslinya Hon Hai Technology Group) mengumumkan akan menggunakan robot di pabrik barunya di Houston, Texas, yang memproduksi server Nvidia. Foxconn juga bekerja sama dengan Nvidia untuk membuat robot medis untuk rumah sakit di Taiwan. Selain itu, Foxconn juga bekerjasama dengan perusahaan robotika asal China. Seorang eksekutif Foxconn mengatakan mereka akan menggunakan robot dari UBTech asal Shenzhen di pabrik-pabriknya di China Daratan.

MEMBACA  Blue Yonder Mengakuisisi Optoro untuk Permudah Proses Pengembalian Barang

White tidak mau memberitahu jumlah uang yang diinvestasikan ke usaha patungan ini, tapi dia menegaskan bahwa ini "bukan program percobaan".

Robot-Robot Asia

Kerjasama baru Intrinsic ini adalah bagian dari pergeseran perhatian yang semakin besar ke "AI fisik", yaitu model AI yang diterapkan di dunia nyata, bukan hanya di dunia digital software.

White berpendapat, salah satu alasan ketertarikan pada robotika adalah karena guncangan pasokan saat era COVID. Perusahaan-perusahaan sadar mereka perlu memindahkan lebih banyak produksi ke dalam negeri. Tapi, karena keahlian manufaktur di negara-negara maju sudah berkurang, pabrik-pabrik jadi susah untuk meningkatkan produksi.

Robotika bisa membantu mengatasi masalah berkurangnya tenaga kerja manufaktur – bahkan bisa dengan lebih dari satu cara. White bilang, yang menarik dan menggembirakan adalah pemasok dalam rantai pasok manufaktur menemukan bahwa dengan membawa AI dan robotika, kaum muda jadi tertarik kembali bekerja di industri itu.

Asia, karena punya kombinasi keahlian teknis dan jejak manufaktur yang besar, sedang memimpin dalam robotika industri. Perusahaan lain juga memperhatikan wilayah ini. CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan Korea Selatan bisa menjadi pusat untuk teknologi baru ini. Dia bilang Korea bisa menciptakan robot, yang kemudian bekerja di pabrik untuk membuat lebih banyak robot, yang bekerja di lebih banyak pabrik lagi.

Tapi pemain terbesar di bidang ini adalah China, yang memproduksi lebih dari setengah robot industri di dunia. Perusahaan seperti Unitree dari Hangzhou sekarang dengan cepat mengembangkan robot humanoid baru.

White bilang, China punya keterampilan dan keahlian karena sudah memproduksi untuk waktu yang sangat lama. Dia menambahkan, "Saya tidak akan mengabaikannya."