Oleh Patrick Wingrove dan Puyaan Singh
(Reuters) – Moderna turunin prediksi pendapatan 2025 hari Jumat setelah pengiriman beberapa vaksin COVID ke Inggris ditunda sampai tahun depan. Ini nutupi kerugian Q2 yg lebih rendah dari perkiraan dan buat sahamnya turun 7%.
Prediksi baru antara $1,5 miliar sampai $2,2 miliar nunjukin tantangan buat pembuat vaksin ini, yg hadapi penurunan permintaan vaksin COVID-19, peluncuran RSV lebih lambat dari ekspektasi, dan penundaan regulasi untuk produk baru.
Perusahaan juga dapat tekanan buat kurangi biaya dan bangkitkan pertumbuhan setelah keuntungan masa pandemi menghilang.
Moderna bilang 40% sampai 50% pendapatan tahun ini akan masuk di Q3, sisa di Q4.
"Perubahan jadwal ini karena pemerintah pakai pembelian minimal produk untuk kampanye musim semi 2026," kata kepala keuangan James Mock, sambil bilang ini gak pengaruhi nilai total kontrak Moderna dengan Inggris.
Menurut data LSEG, pendapatan kuartal Moderna $142 juta, turun 41% dari tahun lalu tapi masih lebih tinggi dari perkiraan analis $112,9 juta.
Setelah penyesuaian, Moderna catet rugi $2,13 per saham, lebih baik dari ekspektasi rugi $2,97 per saham.
Mock bilang hasil ini karena vaksin booster musim semi yg turun 11% dari tahun lalu tapi lebih tinggi dari perkiraan, plus penghematan $800 juta di awal 2025.
"Aku kira analis gak nyangka kita bisa hemat sebanyak itu," katanya ke Reuters. Mock tambahin penjualan musim semi bisa jadi tanda permintaan vaksin COVID kuat musim gugur ini.
Presiden perusahaan Steven Hogue setuju, tapi bilang "kita baru tau pasti di akhir Q3."
Vaksin Spikevax COVID-19 dapat penjualan $114 juta, lebih tinggi dari perkiraan $87 juta, tapi jauh dari puncak 2022 saat vaksin ini dapat $18,4 miliar.
Moderna andalkan produk mRNA baru seperti vaksin kombinasi COVID-flu eksperimen buat pulihkan pertumbuhan.
Perusahaan bilang tarif baru gak akan pengaruhi biaya penjualan secara signifikan.
Moderna juga rencanakan potong biaya operasional $400 juta di 2025, jadi $5,9 miliar sampai $6,1 miliar.
(Laporan oleh Patrick Wingrove di New York dan Puyaan Singh serta Sneha S K di Bengaluru; Disunting oleh Bill Berkrot dan Anil D’Silva)