Millenial dan Gen Z Berebut Masuk Pasar Properti, Tapi Kata Pakar: ‘Tak Semua Orang Perlu Punya Rumah’

Generasi Milenial dan Gen Z sangat pengen banget punya rumah sendiri. Tapi, di masa harga rumah dan bunga KPR tinggi, hal ini kayak mustahil. Menurut seorang ahli properti, punya rumah mungkin nggak selalu sebaik yang dibayangkan.

“Kalau alesan kamu cuma, ‘Aduh, aku harus beli rumah karena udah saatnya,’ menurutku itu bukan alesan yang bagus buat punya rumah,” kata Amir Korangy, pendiri situs berita properti The Real Deal, ke Fortune.

Penelitian tahun ini dari perusahaan teknologi hipotek, ServiceLink, menunjukkan Gen Z dan Milenial punya keinginan kuat buat punya rumah. Tapi, banyak yang akhirnya nggak bisa karena masalah biaya. Bunga KPR masih sekitar 6%, sementara harga rumah sekarang 55% lebih tinggi daripada awal tahun 2020.

Karena itu, di pasar properti sekarang, sering kali lebih murah nyewa daripada beli rumah. Laporan bulan Juni dari Realtor.com menunjukkan, dengan nyewa, orang bisa hemat rata-rata lebih dari $900 per bulan. Nyewa juga lebih terjangkau daripada beli di 49 dari 50 kota besar di AS.

Korangy mendukung "kebebasan sewanya"—terutama untuk dapat nilai lebih.

“Kamu bisa nyewa tempat yang jauh lebih bagus daripada yang kamu bisa beli,” kata Korangy. Dia kasih contoh, dengan budget $3 juta untuk beli, orang bisa nyewa rumah senilai $5.5 juta sampai $7 juta dengan harga sewa per bulan yang sama.

“Jadi, nyewa itu jauh lebih masuk akal,” ujarnya.

Selain itu, ada banyak biaya tersembunyi punya rumah, seperti asuransi, perbaikan, pajak properti, iuran perumahan, dan perawatan taman.

“Yang kamu bayar bukan cuma KPR-nya saja,” jelas Korangy. “Ada banyak hal lain yang nambahin biaya. Iya, asuransi mungkin nggak terlalu besar, tapi kalau harganya naik, semuanya jadi bertambah.”

MEMBACA  Petunjuk dan Jawaban 'Connections' NYT untuk 6 Januari: Tips untuk Memecahkan 'Connections' #209.

Secara nasional, harga asuransi rumah diperkirakan naik 8% tahun ini. Tapi, di Florida dan California, harganya bahkan lebih mahal lagi karena risiko cuaca ekstrem seperti banjir, badai, dan kebakaran hutan.

Nilai rumah nggak seperti dulu lagi

Salah satu alesan utama punya rumah adalah untuk dapat ‘ekuitas’ atau nilai kepemilikan. Dengan beli rumah, kamu bisa dapat ekuitas yang bisa berguna waktu kamu jual rumah nanti.

Dulu ini berjalan baik saat harga rumah naik pesat. Tapi, sekarang pasarnya sudah mulai berubah, dan pemilik rumah nggak punya tumpukan ekuitas sebanyak yang diharapkan.

Faktanya, kenaikan harga rumah di AS sekarang rata-rata datar atau malah turun. Rata-rata pemilik rumah di AS kehilangan sekitar $9,200 dalam ekuitas selama setahun terakhir.

Memang, ini bukan berarti pasar properti runtuh, tapi lebih ke "koreksi pasar jangka panjang," kata seorang penasihat properti.

Korangy bilang, selama seseorang nggak masalah dengan tidak punya ekuitas, maka nyewa adalah pilihan yang jelas.

“Kamu juga nggak terikat sama pasar,” katanya. “Artinya kamu bisa pindah kapan aja. Kalau ada perubahan, kamu nggak terikat. Kalau ada sesuatu pada bangunannya, kamu juga nggak terikat.”

“Jadi, ada banyak keuntungan sewanya, dan banyak orang yang memanfaatkan itu. Faktanya, nggak semua orang harus jadi pemilik rumah.”

Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara eksklusif yang membentuk masa depan bisnis. Influencer kadang buat konten yang sangat bagus, tapi kadang mereka terlalu fokus cari uang. Ini bisa bikin orang yang nonton jadi kecewa atau gak percaya lagi sama mereka. Mereka harus lebih jujur dan transparan.

MEMBACA  Karier Militer Jenderal Dudung, Former Chief of Army Staff and Descendant of Sunan Gunung JatiKarier Militer Jenderal Dudung, Mantan Kepala Staf Angkatan Darat dan Keturunan Sunan Gunung Jati