Microsoft mengatakan pada Rabu bahwa pendapatan tahunan dari platform komputasi awan andalannya, Azure, telah melebihi $75 miliar, naik 34% dari tahun sebelumnya.
Bisnis cloud Azure adalah inti dari upaya Microsoft untuk fokus pada kecerdasan buatan, tapi sampai Rabu kemarin, perusahaan tidak mengungkapkan berapa banyak uang yang dihasilkannya.
Pengungkapan ini ada dalam laporan laba akhir tahun raksasa perangkat lunak itu, yang juga menunjukan kenaikan laba kuartal sebesar 24%, melebihi ekpektasi Wall Street dan membuat investor senang meski khawatir dengan pembangunan pusat data baru yang mahal oleh Microsoft untuk memenuhi permintaan komputasi awan dan AI.
“Kami terus memperluas kapasitas pusat data kami lebih cepat dari pesaing mana pun,” kata CEO Satya Nadella dalam panggilan investor, bangga bahwa perusahaan sekarang memiliki lebih dari 400 fasilitas besar di enam benua.
Laba kuartal keempat Microsoft adalah $34,3 miliar, atau $3,65 per saham, mengalahkan perkiraan analis sebesar $3,37 per saham.
Pendapatannya mencapai $76,4 miliar pada periode April-Juni, meningkat 18% dari tahun lalu. Analis yang diwawancarai FactSet Research memperkirakan pendapatan sebesar $73,86 miliar.
Microsoft meluncurkan Azure lebih dari satu dekade lalu, tapi layanan ini semakin terkait dengan ambisi AI-nya, karena perusahaan ingin menjual chatbot AI dan alat lainnya ke pelanggan bisnis besar yang juga bergantung pada layanan intinya.
Microsoft masih tertinggal dari pesaing utamanya, Amazon Web Services, yang melaporkan pendapatan $107,6 miliar untuk tahun fiskalnya yang berakhir Desember.
Membangun infrastruktur untuk cloud dan teknologi AI mahal, jadi Microsoft mencari penghematan di tempat lain. Mereka mengumumkan pemutusan hubungan kerja sekitar 15.000 pekerja tahun ini meski labanya melonjak.
Nadella mengatakan kepada karyawan minggu lalu bahwa PHK itu “sangat memberatkan” baginya, tapi juga melihatnya sebagai kesempatan untuk merancang ulang misi perusahaan di era AI.
Tapi, jumlah karyawan secara keseluruhan tidak berubah. Microsoft mengatakan memiliki 228.000 karyawan per 30 Juni, sama seperti tahun lalu, meski lebih banyak berbasis di AS dan lebih sedikit yang bekerja di dukungan produk atau layanan konsultan.
Janji pendekatan lebih efisien disambut baik di Wall Street, apalagi saat Microsoft dan raksasa teknologi lain berusaha membenarkan pengeluaran besar untuk pusat data, chip, dan komponen lain yang dibutuhkan untuk teknologi AI.
Google mengatakan setelah merilis labanya minggu lalu bahwa mereka akan menaikkan anggaran belanja modal tambahan $10 miliar menjadi $85 miliar. CFO Microsoft, Amy Hood, memperkirakan belanja modal kuartal Juli-September akan mencapai $30 miliar.
Microsoft tidak mengungkapkan sejauh mana tarif AS memengaruhi pendapatannya, tapi laporan tahunan mereka menyebut tarif sebagai salah satu risiko yang dihadapi perusahaan.
“Ketidakstabilan geopolitik dan perubahan prioritas pemerintahan AS menciptakan lanskap perdagangan yang tidak terduga,” kata perusahaan itu. Mereka juga mengatakan “volatilitas tarif AS memicu ketidakpastian ekonomi dan bisa memengaruhi daya saing biaya rantai pasok cloud dan perangkat.”