Menteri Keuangan Scott Bessent Tegaskan AS ‘Tidak Akan Pernah Gagal Bayar’ Utangnya

Buka newsletter White House Watch gratis

Panduan kamu untuk arti masa jabatan kedua Trump bagi Washington, bisnis, dan dunia.

Menteri Keuangan Scott Bessent bilang AS tidak akan pernah gagal bayar utang. Dia ingin tenangkan kekhawatiran Wall Street soal keuangan negara.

"AS tidak akan pernah gagal bayar, itu tidak akan terjadi," kata Bessent ke acara CBS Face the Nation Minggu lalu. "Kami di jalur peringatan dan tak akan nabrak tembok."

Investor khawatir soal besarnya utang federal AS. Presiden Donald Trump minta Kongres setujui RUU anggaran "besar dan indah" yang bisa tambah defisit.

Bessent anggap remeh kekhawatiran CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon yang bilang pasar obligasi AS bisa "runtuh" karena utang.

"Aku kenal Jamie lama dan dia selalu bikin prediksi begini. Untungnya, tak ada yang benar," katanya.

Badan anggaran Kongres peringatkan utang AS akan lebih tinggi dari masa 1940-an. Bulan lalu, Moody’s turunkan peringkat utang AAA AS.

Komite Anggaran Federal bilang RUU Trump bisa tambah utang $3 triliun dalam 10 tahun.

Investor juga khawatir soal kenaikan batas utang—yang bisa naik $4 triliun—karena perdebatan di Kongres dan konflik Partai Republik.

RUU ini sudah disetujui DPR bulan lalu dan akan dibahas Senat. Tapi beberapa senator tidak setuju karena anggaran besar dan kenaikan batas utang.

Elon Musk, yang keluar dari pemerintahan Trump, bilang dia "kecewa" dengan RUU ini karena merusak upaya penghematan.

Pemerintahan Trump bilang RUU tidak akan tambah defisit dan proyeksi ekonomi tidak hitung pertumbuhan.

"Ini akan kurangi defisit," kata Ketua DPR Mike Johnson. "Kami akan dorong pertumbuhan ekonomi besar."

Bessent bilang proyeksi juga tidak hitung pendapatan dari tarif impor Trump, yang bisa tambah triliunan dolar.

MEMBACA  Apakah UU akan Direvisi karena Kaesang Belum Cukup Umur untuk Maju Pilgub Jakarta?

"Defisit tahun ini lebih rendah dari tahun lalu, dan dua tahun lagi akan lebih rendah lagi," kata Bessent.

Rencana tarif Trump terhambat minggu lalu karena pengadilan bilang presiden tidak punya wewenang. Gedung Putih dapat penundaan sementara.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick bilang bahkan jika presiden diblokir, dia akan cari cara lain untuk terapkan tarif.

"Yakinlah, tarif tidak akan hilang," kata Lutnick. "Dia punya banyak wewenang lain."