Penelitian memperkirakan bahwa 200 juta orang di AS mengandalkan air keran yang terkontaminasi oleh PFAS, atau bahan kimia abadi. Kelompok bahan kimia ini mencakup lebih dari 9.000 senyawa sintetis berbahaya yang dikaitkan dengan kanker dan gangguan endokrin—dan mereka telah ada di mana-mana, ditemukan dalam berbagai hal mulai dari panci anti lengket hingga wadah makanan plastik bahkan bir.
PFAS dijuluki bahan kimia abadi karena tahan terhadap penguraian—baik di lingkungan maupun tubuh manusia. Dengan paparan lebih besar, bahan kimia ini menumpuk dalam tubuh, menyebabkan konsentrasi lebih tinggi di tubuh kita, tanah, dan air. Meski belum banyak cara untuk mengurangi PFAS dalam tubuh, ilmuwan di Kanada mungkin telah menemukan terobosan potensial.
Sebuah studi kecil yang diterbitkan Maret lalu dalam jurnal Environmental Health mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen serat memiliki konsentrasi beberapa jenis PFAS yang lebih rendah. Untuk menyelidiki paparan PFAS, peneliti menggunakan sampel serum darah—cairan yang tersisa setelah sel darah dan faktor pembeku dihilangkan—dari 72 pria dewasa dengan kolesterol tinggi yang dikumpulkan pada 2019-2020 sebagai bagian dari uji klinis tentang intervensi serat untuk mengurangi kolesterol.
Peserta dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok plasebo dan satu kelompok yang mengonsumsi suplemen serat selama empat minggu dalam bentuk minuman beta glukan dari gandum—sejenis serat larut ditemukan dalam makanan seperti gandum, jelai, dan jamur—yang diminum tiga kali sehari.
Setelah empat minggu, semua peserta mengalami penurunan PFAS, tapi peneliti melihat bahwa pada kelompok yang mengonsumsi serat, beberapa jenis PFAS turun drastis.
Bahan kimia tersebut (PFOA, PFNA, PFDA, PFUnDA, PFHxS, PFOS, dan MeFOSSA) termasuk rantai panjang, yang lebih persisten di lingkungan dan tubuh. Ini penting karena intervensi serat bisa menurunkan konsentrasinya.
Bagaimana serat mengurangi PFAS?
Beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara konsumsi buah, sayur, dan diet kaya serat dengan kadar PFAS yang lebih rendah pada dewasa dan anak-anak. Tapi bagaimana serat berperan?
Dalam studi terbaru, peneliti menjelaskan bahwa serat makanan bisa menghambat penyerapan PFAS dengan membentuk gel yang melapisi usus dan menjebak zat seperti asam empedu—yang strukturnya mirip dengan PFAS. Serat jenis ini banyak ditemukan dalam makanan seperti gandum dan jelai.
Keterbatasan studi
Peneliti mengingatkan bahwa studi ini punya keterbatasan: sampel kecil dan waktu intervensi hanya empat minggu.
"Banyak PFAS rantai panjang memiliki waktu paruh 2-7 tahun, jadi intervensi sebulan mungkin tidak cukup untuk memengaruhi kadar PFAS dalam serum jika paparan terus terjadi," tulis penulis.
Selain itu, sampel awalnya dikumpulkan untuk mempelajari kolesterol, bukan PFAS. "Tidak ada data tentang sumber paparan PFAS sebelum atau selama studi, dan tidak ada upaya untuk mengontrol perbedaan paparan antara kelompok intervensi dan plasebo," jelas peneliti.
Penulis studi juga menyarankan agar riset selanjutnya menguji apakah dosis serat lebih tinggi bisa mengurangi PFAS lebih banyak. Tapi meski ada keterbatasan, mereka optimis—makan lebih banyak serat bisa menjadi cara praktis untuk mengurangi bahan kimia abadi dalam tubuh dan dampaknya.
Untuk info lebih lanjut tentang bahan kimia dan kesehatan:
- Fakta tentang air minum di AS: Laporan menunjukkan keberadaan bahan kimia berbahaya
- Sendok plastik mikroplastik di otak Anda mungkin berasal dari makanan yang merusak kesehatan
- Berapa kadar merkuri yang aman? Ini yang perlu Anda tahu
- Produk perawatan kulit anak bisa mengandung bahaya tersembunyi
Artikel ini awalnya ditampilkan di Fortune.com