Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan regulator AS hampir merelaksasi persyaratan utama untuk bank. Pemerintahan Trump berharap ini bisa meningkatkan likuiditas di pasar Treasury, mendorong pinjaman, dan mengurangi tekanan pada suku bunga pinjaman jangka panjang.
Ini akan menjadi langkah mundur dari perubahan setelah krisis keuangan 2008, saat regulator menerapkan aturan baru untuk melindungi sistem perbankan. Salah satu aturan yang ingin diubah Bessent adalah supplemental leverage ratio (SLR), yang mewajibkan bank besar mempertahankan cadangan terhadap portofolio pinjaman dan utang mereka, termasuk kepemilikan obligasi pemerintah AS.
Bankir mengeluh bahwa aturan ini menghambat mereka sebagai perantara di pasar keuangan, terutama saat pasar tidak stabil. Masalah likuiditas di pasar Treasury senilai $30 triliun semakin mendesak setelah masalah di 2020 akibat pandemi COVID-19 dan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang.
Beberapa pengamat pasar mengatakan kepercayaan investor terhadap utang AS goyah karena tantangan fiskal negara. CEO JPMorgan (JPM) Jamie Dimon mengatakan akan ada "retak" di pasar obligasi, tapi tidak tahu kapan. Ia berharap ada perubahan dalam kebijakan utang dan peran bank.
Bank adalah pembeli utama obligasi AS dan berperan sebagai perantara di pasar. Bessent berharap perubahan aturan modal akan memungkinkan bank membeli lebih banyak obligasi, sehingga mengurangi tekanan pada imbal hasil jangka panjang. Ia mengatakan SLR justru bisa menjadi hambatan, bukan pengaman.
CEO Goldman Sachs (GS) David Solomon mendukung perubahan SLR, menyebutnya sebagai reformasi penting. Dimon juga setuju tapi ingin ada reformasi lebih luas dalam persyaratan modal. Bankir mengeluh bahwa aturan saat ini membuat pinjaman bisnis tidak menguntungkan.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell setuju bahwa relaksasi SLR bisa memperbaiki pasar Treasury. Gubernur Fed Michelle Bowman, yang mendukung perubahan aturan ini, mengatakan SLR bisa mengganggu peran bank di pasar.
Beberapa kritikus memperingatkan risiko jika bank lebih mudah membeli obligasi, seperti yang terjadi pada Silicon Valley Bank tahun 2023. Namun, beberapa ahli tidak percaya SLR akan menyebabkan krisis berikutnya.
Baca berita keuangan terbaru di Yahoo Finance
Analisis mendalam tentang pasar saham