Pada tanggal 15 Juli, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon membuat gempar dunia keuangan dengan menyatakan, “Kamu mungkin sudah melihat puncak kredit swasta.” Komentar ini dia sampaikan saat rapat laba kuartal kedua bank, tapi dia juga bilang “sedikit” di akhir. Tetap aja, Dimon adalah salah satu banker paling sukses di generasinya. Fortune pernah menyebutnya “banker yang paling diperhatikan, paling dibahas, paling dicintai, dan paling ditakuti di dunia” hampir 20 tahun lalu. Kalau dia bilang pasar aset $1,6 triliun ini sudah capai puncak, itu penting.
Kredit swasta artinya pinjaman dari pemberi pinjaman non-bank—seperti perusahaan private equity, manajer aset, dan hedge fund—langsung ke perusahaan. Ini berkembang pesat sejak krisis keuangan. Nama-nama besar seperti KKR, Blackstone, dan Ares Management jadi sangat besar. Mereka sering kerja di luar aturan bank tradisional karena transaksinya lebih beresiko.
Karena peraturan, bank seperti JPMorgan harus kurangi pinjaman ke perusahaan. Jadi, kredit swasta jadi pilihan untuk banyak hal, dari pembelian dengan utang sampai ekspansi bisnis. Ini bisa untung besar, tapi resikonya juga tinggi.
Dimon juga jawab pertanyaan analis soal apakah JPMorgan mau lebih dalam masuk ke kredit swasta. Seperti dilaporkan The Wall Street Journal, JPMorgan sempat punya kesempatan punya operasi kredit swasta tapi pilih jalan lain di 2008.
“Buat aku, ini bukan prioritas tinggi,” kata Dimon soal beli perusahaan kredit swasta. Dia bilang dia agak ragu, tergantung targetnya. Dia juga bilang “spread kredit sangat rendah,” artinya keuntungan dari resiko sudah terlalu kecil.
Di podcast “Acquired,” Dimon bilang kredit swasta adalah “salah satu tempat di mana orang khawatir ada leverage yang tidak diketahui.” JPMorgan tidak mau beri komentar selain apa yang Dimon bilang di rapat laba.
### Kenapa ini penting
Pernyataan Dimon penting karena bisa pengaruhi pinjaman perusahaan dan ekonomi makro. Kalau kredit swasta sudah capai puncak, artinya “uang mudah” sudah habis—perusahaan mungkin akan susah pinjam atau biayanya lebih mahal. Banyak dana pensiun dan investor kaya masuk ke kredit swasta buat dapat untung besar. Kalau banyak yang gagal bayar atau likuiditas hilang, bisa rugi besar.
Kredit swasta tidak diatur seperti bank, jadi kalau pasar bermasalah, resikonya bisa menyebar. Dimon bilang inovasi yang kelihatan sehat bisa jadi masalah kalau resiko tidak dihitung dengan benar.
### Dampak ke bisnismu
Kalau kredit swasta sudah capai puncak, pinjaman akan lebih ketat. Perusahaan—terutama yang menengah atau beresiko—akan lebih susah atau mahal pinjam uang. Ini bisa perlambat ekspansi dan rekrutmen.
Banyak dana pensiun dan investor kaya masuk ke kredit swasta buat untung besar. Tapi kalau pasarnya turun, hasil investasinya bisa mengecewakan. Investasi kredit swasta juga kurang likuid dibanding saham atau obligasi. Kalau ekonomi jelek, investor bisa susah tarik uang atau malah rugi.
Yang paling mengkhawatirkan, kalau banyak perusahaan gagal bayar, dampaknya bisa ke ekonomi luas. Peringatan Dimon ingatkan kita bahwa inovasi keuangan bisa bikin tidak stabil kalau tidak dikontrol.
Untuk cerita ini, Fortune pakai AI buat bikin draft awal. Editor sudah cek keakuratannya sebelum publikasi.