“Mabuk Pasca-Liburan” Melanda Produsen Mobil saat Penjualan Diprediksi Menurun

Penjualan mobil baru-baru ini sangat bagus, tapi laporan baru meramalkan akan ada “efek mabuk” untuk industri ini dalam waktu dekat.

Produsen mobil seperti Ford (FORD), Toyota (TM), Honda (HMC), dan Hyundai (HYMTF) serta Kia (000270.KS) dari Korea melaporkan kenaikan penjualan di Mei. Pembeli memanfaatkan diskon harga dan stok “sebelum tarif” yang tiba di AS sebelum tarif 25% dari Presiden Trump berlaku.

Tapi kenaikan di Mei tidak sebesar Maret dan April. Wards Intelligence melaporkan angka penjualan tahunan (SAAR) untuk kendaraan ringan turun jadi 15.65 juta unit di Mei, dari 17.25 juta di April dan 17.83 juta di Maret. Cox Automotive juga melihat penurunan serupa dalam perhitungan SAAR mereka.

“Efek mabuk untuk penjualan kendaraan sudah mulai,” tulis Ryan Sweet, kepala ekonom AS Oxford Economics, dalam catatan ke klien minggu ini.

“Tantangan untuk penjualan mobil tidak akan cepat berubah karena konsumen masih pesimis, stok di dealer menipis, dan bisa ada efek balik dari pembelian sebelum kenaikan tarif,” tulis Sweet.

Selain stok berkurang yang bikin harga naik, sentimen konsumen juga akan mempengaruhi penjualan.

Baca lebih lanjut: Bagaimana merek dan model mobil memengaruhi biaya asuransi

“Meski sentimen jarang menjelaskan fluktuasi belanja konsumen, terutama dalam jangka pendek, kepercayaan lebih penting untuk beberapa bagian belanja,” kata Sweet. “Seperti penelitian kami sebelumnya, guncangan sentimen sangat mempengaruhi belanja barang tahan lama, seperti barang mahal yang butuh pinjaman dan sering kali jadi yang pertama dipotong konsumen.”

Oxford dan Sweet memperkirakan “puncak dampak tarif pada inflasi terjadi musim panas ini.”

Sweet menambahkan, stok rendah, harga tinggi, sentimen buruk, dan pendapatan yang stagnan akan menekan penjualan mobil. Tim Oxford memprediksi penjualan lemah sepanjang tahun hingga titik terendah di kuartal pertama 2026.

MEMBACA  Pemerintah Afrika Selatan Memperingatkan Warganya untuk Berhenti Melompat di Depan Mobil yang Datang

Jessica Caldwell dari Edmunds mengonfirmasi bahwa pembelian lebih awal sudah terjadi. Dalam survei Edmunds, 37% responden bilang mereka beli mobil lebih cepat karena tarif, sementara 11% sudah beli sebelum tarif berlaku.

Ada sedikit kabar baik untuk produsen: 25% responden menunda pembelian karena tarif. Artinya, jika masalah tarif selesai, mungkin ada lonjakan pembelian di dealer.