Ledakan Pusat Data AI Pacu Penjualan ABB di AS

Oleh John Revill

ZURICH (Reuters) – Perusahaan teknik dari Swiss, ABB, bilang kalau permintaan dari pelanggan sangat kuat. Terutama karena banyak banget pusat data baru yang dibangun di Amerika untuk memproses artifisial intelijensi.

ABB, yang bikin robot pabrik dan juga motor untuk jalur produksi pabrik, juga bilang pada hari Kamis bahwa dampak tarif impor Amerika ke pelanggannya sangat kecil. Mereka bilang ini sambil umumkan hasil kuartal ketiga.

Hasil ini memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi industri secara luas. Produk-produk ABB dipakai untuk mengalirkan listrik dan mengontrol gedung, tambang, dan pabrik.

Pesanan baru di Amerika naik 27% selama kuartal ketiga.

"Ini tidak ada hubungannya dengan tarif," kata CEO Morten Wierod. "Ini bisnis biasa di mana permintaannya memang kuat."

PERMINTAAN YANG TUMBUH UNTUK PUSAT DATA DAN LISTRIK TANPA PUTUS

ABB dapat sekitar 7% dari pendapatan grupnya dari pusat data, naik dari 6% tahun lalu. Mereka menyediakan produk untuk kelistrikan, contohnya pasokan daya yang tidak terputus, agar ruang server tetap menyala.

"Pembangunan pusat data, tentu saja, adalah satu pendorong utama. Tapi tren elektrifikasi di industri juga memberikan lebih banyak tekanan ke pihak utilitas, jadi mereka perlu berinvestasi, bahkan dalam pembangkit listrik," kata Wierod kepada para wartawan.

Pesanan yang terkait dengan pusat data naik dengan tingkat persentase dua digit di kuartal ketiga. Awal minggu ini, ABB umumkan kerja sama dengan pembuat chip, Nvidia, untuk kembangkan generasi pusat data berikutnya.

ABB bilang laba operasional mereka sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITA) naik 12% menjadi $1,74 miliar. Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan analis.

Pendapatan naik 11% menjadi $9,08 miliar, mengalahkan perkiraan yang $8,88 miliar. Sementara pesanan naik 12%. Sahamnya naik 2,5% di pagi hari sebelum kemudian turun sedikit.

MEMBACA  Hacker Dihukum 5 Tahun Penjara atas 'Pencurian Abad Ini' Bitcoin

Chief Financial Officer Timo Ihamuotila, yang akan mundur tahun depan, bilang dampak tarif impor Amerika terhadap laba operasi terbatas hanya puluhan juta dolar. ABB menanggulanginya dengan menaikkan harga sedikit dan meningkatkan efisiensi.

Saat ini, perusahaan memproduksi secara lokal sekitar 75-80% produk yang mereka jual di Amerika. Mereka menargetkan bisa mencapai 90% dengan berinvestasi lebih banyak di pabrik-pabrik di Amerika.