Di pinggiran kota Jenewa, ada kantor pusat bersejarah dari perusahaan wewangian DSM-Firmenich. Ini mengejutkan karena Jenewa adalah kota yang sangat mahal. Di tempat ini, para “Master Perfumer” menciptakan wewangian untuk parfum mewah atau deterjen baru. Mereka dibantu robot yang mengambil ribuan botol wewangian kecil, yang banyak diantaranya memiliki hak cipta.
Di bagian lain, ada pabrik besar tempat wewangian itu diproduksi secara massal. Lalu ada kantor pusat di mana pekerja pabrik, master perfumer, dan karyawan kantor makan siang bersama. Suasananya seperti jaman dulu, sebelum pabrik-pabrik pindah ke negara dengan biaya lebih murah.
Pertanyaannya, bagaimana perusahaan tua seperti ini bisa tetap bersaing di pasar global dengan biaya yang sangat tinggi di Swiss?
Salah satu rahasianya adalah gabungan antara keahlian pekerja terampil (blue-collar) dan inovasi dari pekerja berpendidikan (white-collar). Di DSM-Firmenich, mereka memiliki sistem yang kompleks dengan ribuan bahan wewangian, para ahli, dan teknologi AI. Untuk meniru ini, pesaing butuh waktu puluhan tahun.
Keberhasilan ini juga didukung oleh ekosistem yang lengkap. Di sekitar Danau Jenewa, ada pesaing seperti Givaudan, klien seperti P&G, dan sekolah ternama seperti EPFL. Perusahaan seperti DSM-Firmenich, Roche, dan Novartis mendapat manfaat dari hubungan yang erat antara industri dan universitas.
Di Zurich, yang kadang disebut Silicon Valley-nya Swiss, banyak perusahaan teknologi besar yang memiliki kantor riset. Perusahaan sepatu On, misalnya, semua produknya dirancang di Swiss dan bekerja sama dengan universitas.
Keterkaitan antara industri dan keuangan juga membantu. Pendiri Micro Mobility Systems dulu dibantu oleh surat pesanan dari industri mobil dan akses ke modal dari bank Swiss.
Hasil dari sistem ini sangat jelas. Tingkat pengangguran di Swiss sangat rendah, hanya 2.8%, dan gaji rata-ratanya sekitar $90,000 per tahun, jauh lebih tinggi dari Amerika.
Jadi, pelajaran apa yang bisa diambil?
Hargai setiap bagian dalam ekosistem perusahaan, dari pekerja pabrik hingga pesaing di sebelah.
Berinvestasilah pada perusahaan-perusahaan baru dan inovatif.
Dan jangan coba-coba menghemat biaya dengan memindahkan produksi ke luar negeri, jika hal itu justru akan menghilangkan keahlian penting yang sudah dibangun.