Buka Editor’s Digest Gratis
Roula Khalaf, Pemimpin Redaksi FT, milih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.
Ketua Aston Martin, Lawrence Stroll, telah mengeksplor kesepakatan dengan dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) Arab Saudi untuk menjadikan pembuat mobil mewah asal Inggris ini perusahaan privat. Ini dilakukan karena perusahaan yang sedang kesulitan ini butuh dana tambahan sementara kerugian mereka makin besar.
Menurut tiga orang yang tau tentang pembicaraan ini, diskusi antara miliarder Kanada itu dan Public Investment Fund (PIF) masih dalam tahap awal. PIF sudah merupakan pemegang saham terbesar kedua Aston Martin dengan 17% saham.
Stroll memimpin paket penyelamatan senilai £540 juta pada tahun 2020, dengan janji untuk mengembalikan posisi Aston Martin sebagai "salah satu merek mobil mewah terkemuka di dunia". Meskipun sudah sering cari dana dan berganti-ganti pimpinan, perusahaan ini masih punya utang banyak dan telah mengeluarkan dua peringatan laba tahun ini karena penjualan turun.
Harga saham Aston Martin sudah turun 99% sejak penawaran umum perdana (IPO) mereka yang buruk di London pada tahun 2018.
Dalam pernyataan ke Financial Times, Aston Martin bilang bahwa perusahaan "tidak sedang dalam pembicaraan dengan PIF tentang jadi perusahaan privat."
Awal tahun ini, Aston Martin mendapatkan £52,5 juta dengan menjual 75 juta saham baru ke grup Stroll, yang meningkatkan kepemilikannya di perusahaan dari 28% menjadi 33%. Geely dari Cina dan Mercedes-Benz dari Jerman juga punya saham di pabrikan mobil ini.
Tahun lalu, Stroll membawa Adrian Hallmark sebagai CEO, dengan harapan dia bisa mengulangi kesuksesan yang dia buat saat memimpin merek mobil mewah Bentley milik Volkswagen.
Sejak itu, perusahaan mendapat tekanan dari perang dagang global yang dimulai oleh Presiden AS Donald Trump. Awal Oktober, mereka mengeluarkan peringatan laba kedua untuk tahun ini, dan juga menyalahkan peluncuran model supercar hybrid Valhalla yang lebih lambat dari perkiraan serta permintaan yang lemah di Cina karena aturan pajak baru untuk orang super kaya.
Untuk kuartal Juli sampai September, kerugian operasional Aston Martin naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi £56,1 juta. Utang bersihnya naik 14% jadi £1,4 miliar, karena perusahaan kena tarif AS dan permintaan lemah di Cina. Mereka mengalami arus kas keluar bebas sebesar £415 juta untuk sembilan bulan pertama tahun ini.
Dalam wawancara bulan Maret, Stroll bilang investasi tambahannya di Aston Martin awal tahun ini adalah bukti "dukungan tanpa ragu" darinya. Tapi analis bertanya-tanya apakah dia sebenarnya mau mengurangi keterlibatannya karena perusahaan gagal menghasilkan uang dan laba yang stabil.
PIF juga mengalami kesulitan dengan investasi otomotif lainnya. Mereka menghabiskan $1 miliar di pembuat mobil listrik AS, Lucid, pada 2018, tapi terpaksa menyuntikkan miliaran dolar lebih banyak ke startup itu karena perusahaan merugi banyak dan menghabiskan uang untuk mengembangkan kendaraannya.
Lucid juga punya kesepakatan untuk memasok powertrain dan sistem baterai kendaraan listriknya ke Aston Martin, walaupun peluncuran mobil listrik pertama pabrikan Inggris itu ditunda sampai awal tahun 2030-an.
PIF berusaha membangun pusat manufaktur EV di Arab Saudi sebagai bagian dari rencana kerajaan untuk mendiversifikasi ekonominya agar tidak tergantung pada pendapatan minyak.
Dana itu juga sudah menandatangani kesepakatan dengan Foxconn dari Cina untuk meluncurkan merek EV lokal bernama Ceer, dan meluncurkan usaha patungan dengan Hyundai Motor Korea untuk membangun mobil di lokasi yang sama di King Abdullah Economic City di pesisir Laut Merah.
PIF menolak berkomentar. Stroll tidak segera menanggapi permintaan komentar.