Ada persaingan lobby yang makin panas di Washington antara bank tradisional dan perusahaan kripto. Mereka berebut pengaruh untuk aturan baru dari partai Republik tentang aset digital.
Industri kripto sudah menang beberapa kali soal lobby sejak Donald Trump kembali jadi presiden. Sekarang, pihak Wall Street khawatir karena Republik mau bikin undang-undang kedua yang lebih besar untuk pasar kripto.
Bank-bank tradisional takut kalau reformasi yang ramah kripto ini bisa merusak model bisnis mereka dan bikin ekonomi tidak stabil.
Menurut laporan Politico, ada kekhawatiran nasabah bakal pindah menyimpan uangnya ke produk kripto yang aturannya lebih santai.
Perdebatan lobby makin sengit bulan ini. Asosiasi perbankan minta pembuat undang-undang mengubah hukum kripto yang sudah disetujui bulan Juli. Hal ini tentu saja ditentang oleh industri kripto.
Juga Baca: Trump Family Crypto Business Nabs $26 Million Profit From Quarter-Billion Ethereum Stake
Organisasi seperti American Bankers Association mendesak senator untuk mengubah hukum saat mereka pertimbangkan undang-undang struktur pasar kripto yang lebih besar bulan depan.
Mereka mau larang semua perusahaan kripto memberikan hasil (yield) ke pelanggan yang pegang stablecoin. Mereka juga mau hapus bagian hukum yang izinkan lembaga deposito tanpa asuransi untuk beroperasi di seluruh negara bagian tanpa pengawasan yang cukup.
Di sisi lain, perusahaan kripto bilang masalahnya sudah selesai. CEO Blockchain Association bilang ke Politico bahwa GENIUS Act adalah “hukum yang sudah berlaku.”
Kenapa Ini Penting: Hasil dari pertarungan lobby ini bisa sangat pengaruhi masa depan regulasi keuangan di Amerika Serikat.
Pertikaian ini menunjukkan perjuangan yang lebih luas antara lembaga keuangan tradisional dan perusahaan fintech baru soal kendali sistem keuangan dan kepercayaan konsumen.
Keputusan yang dibuat di Washington bisa jadi contoh untuk negara lain yang hadapi masalah serupa, dan mungkin membentuk lanskap keuangan global.
Baca Selanjutnya
Trump-Branded Crypto Wallet Project Suspended Amid Internal Dispute, Says Eric Trump