Presiden Trump mengonfirmasi bahwa AS telah setuju pada kesepakatan dagang dengan Jepang, menyebutnya sebagai “terbesar dalam sejarah” dan membuat pasar bergerak naik.
Dengan konfirmasi dari Oval Office tadi malam, indeks Nikkei 225 Tokyo naik 3,5% hari ini, sementara yen Jepang tetap stabil di 0,0068 JPY per dolar AS.
Di Eropa, FTSE 100 London naik 0,6% pagi ini, dan DAX Jerman hampir 0,9%.
Menyebut kesepakatan ini sebagai “bagus untuk semua”, presiden memposting di Truth Social, situs medsosnya, beberapa detail awal: “Jepang akan investasi … $550 miliar ke AS, yang akan terima 90% dari keuntungan.”
Dia menambahkan: “Yang paling penting, Jepang akan buka negaranya untuk perdagangan, termasuk mobil, truk, beras, produk pertanian lain, dan lain-lain.”
Selain itu, ekspor Jepang ke AS akan kena tarif 15%—jauh lebih rendah dari 24% yang sempat diancam Trump di ‘Hari Pembebasan’.
“Ini waktu yang sangat menarik buat AS, terutama karena kita akan selalu punya hubungan baik dengan Jepang,” tambah Trump.
Berita bahwa Gedung Putih masih tandatangani kesepakatan dengan mitra dagang utama, kurang dari seminggu sebelum 1 Agustus—tanggal yang disebut dalam ‘surat tarif’ presiden—meningkatkan keyakinan bahwa masih mungkin ada kesepakatan lagi, tulis Jim Reid dari Deutsche Bank pagi ini.
Tapi Reid juga ingatkan bahwa pasar mungkin tidak dapat kelegaan tepat waktu. Dalam catatannya, dia bilang: “Berita positif ini bantu redakan kekhawatiran investor soal kenaikan tarif 1 Agustus. Tapi ancaman tarif lebih tinggi masih ada buat beberapa ekonomi besar, seperti 30% untuk UE, 35% Kanada, dan 50% Brasil. Juga ada janji tarif sektoral, seperti 50% untuk tembaga, jadi ini belum berakhir.”
UBS juga menulis bahwa kesepakatan AS-Jepang lebih baik dari ekspektasi pasar, karena tarif lebih rendah bisa tingkatkan pertumbuhan GDP Jepang 0,4% tahun ini dan 2026. Tapi ketidakpastian global masih ada, dan volatilitas pasar mungkin naik mendekati 1 Agustus.
Apa pasar sudah harga-in 1 Agustus?
Pandangan umum di Wall Street sekarang adalah Trump tidak akan lanjutkan ancamannya akhir bulan ini. Goldman Sachs dan Deutsche Bank bilang pasar tidak memperhitungkan tarif 1 Agustus.
Tapi ketergantungan pada asumsi “Trump selalu mundur” bisa berbahaya, menurut Jamie Dimon dari JPMorgan. Analis Deutsche Bank juga peringatkan bahwa justru karena kepercayaan pasar ini, Trump mungkin lanjutkan rencananya—karena ekonomi mungkin cukup stabil untuk hadapi perubahan.