Kesalahan Terbesar Investor Menurut ChatGPT

Kalau kamu mau lihat contoh gimana rasanya investasi di pasar saham, coba lihat perkembangan di tahun 2025 ini. Indeks S&P 500 sudah naik hampir 13% tahun ini dan baru saja capai rekor tertinggi — padahal beberapa bulan lalu, banyak jual saham bikin para ahli peringatkan pasar bakal turun.

Intinya, kamu tidak bisa prediksi bagaimana pasar saham akan bereaksi dalam jangka pendek, tapi biasanya dalam jangka panjang, harganya akan terus naik. Tapi kenapa masih banyak investor yang akhirnya rugi?

Jawabannya singkat: mereka terus buat kesalahan yang sama berulang-ulang. GOBankingRates tanya ChatGPT apa kesalahan terbesar investor, dan ini jawabanya.

Menurut ChatGPT, kesalahan terparah adalah biarkan emosi yang kendalikan keputusan — terutama rasa takut dan serakah. Jawaban ini sesuai dengan apa kata banyak ahli keuangan.

Ini penjelasan ChatGPT tentang dua keputusan paling merugikan karena investasi berdasarkan emosi:

Takut dan jual panik: Saat pasar turun, investor sering panik dan jual di harga terendah, yang artinya mereka mengunci kerugian. Mereka juga jadi kelewatan pemulihan pasar jika rasa takut membuat mereka tidak investasi terlalu lama.

Serakah dan ikut tren: Ikuti saham yang lagi trending tanpa pahami dasar perusahaannya berakhir dengan beli mahal dan jual murah — cara lain yang pasti bikin rugi. ChatGPT kasih contoh saham meme, gelembung crypto, dan saham teknologi spekulatif yang tidak ada untungnya.

Agar emosi tidak pengaruhi keputusan investasi kamu, ChatGPT sarankan untuk pakai strategi yang bantu kamu hindari tindakan impulsif saat pasar saham naik turun.

Ini beberapa langkah yang bisa kamu ambil:

Tentukan tujuan yang jelas. Sebelum investasi, tentukan dulu tujuan kamu (misal: untuk pensiun, bayar uang muka rumah, biaya sekolah anak). Selanjutnya, tentukan jangka waktu kapan kamu butuh uangnya, lalu ukur toleransi risiko kamu supaya tahu seberapa besar kenaikan-turunan harga yang bisa kamu terima.

MEMBACA  Banyak orang meninggalkan Selandia Baru dalam jumlah rekor selama 12 bulan hingga November Menurut Reuters

Buat rencana berdasarkan aturan. Rencana ini harus termasuk alokasi aset yang kamu inginkan, seperti saham, obligasi, dan investasi lain. Juga termasuk berapa banyak uang yang mau kamu taruh di sektor ekonomi, wilayah, dan kelas aset yang berbeda. Terakhir, putuskan seberapa sering kamu mau menyeimbangkan portofolio kamu, dan bagaimana rencana kamu bertindak saat pasar sedang naik atau turun.

Gunakan alat untuk "otomatisasi disiplin." Ide bagus lainnya adalah memutuskan kapan kamu mau bikin kontribusi otomatis ke akun investasi kamu. Untuk portofolio yang simpel dan bisa menyeimbangkan sendiri, pertimbangkan dana target-date atau exchange-traded funds (ETF). Apapun alat yang kamu pakai, berkomitmen untuk tidak cek portofolio kamu setiap hari.