Kepala Treasury Scott Bessent Bilang Jamie Dimon Perasa Santai soal Pasar Obligasi: ‘Sepanjang Kariernya Dia Selalu Buat Prediksi…Tak Satupun Jadi Kenyataan’

Menteri Keuangan Scott Bessent meremehkan kekhawatiran tentang utang AS Minggu lalu, beberapa hari setelah CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, yang dikenal hati-hati soal defisit, kembali memperingatkan dampak pengeluaran AS pada pasar obligasi. Bessent bilang, “Selama karirnya, dia selalu buat prediksi seperti ini,” tapi “tidak ada yang terbukti benar.”

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon sudah bertahun-tahun memperingatkan soal tingkat utang AS—dan akhir-akhir ini pasar obligasi sepertinya setuju dengannnya. Tapi Menteri Keuangan Scott Bessent tidak terlalu khawatir, menyebut di acara TV Minggu bahwa kekhawatiran itu agak berlebihan.

Di acara CBS News’ Face the Nation tanggal 1 Juni, Bessent menanggapi kekhawatiran terbaru Dimon soal apa yang disebut pembawa acara Margaret Brennan sebagai krisis pasar utang.

“Saya kenal Jamie sudah lama. Selama karirnya, dia selalu buat prediksi macam ini,” kata Bessent ke Brennan. “Untungnya, tidak ada yang benar.”

Dia tambahin, “Itu sebabnya dia banker, banker hebat. Dia selalu coba lihat ke depan.” Bessent juga tidak setuju dengan prediksi yang banyak diberitakan bahwa RUU pengeluaran GOP—yang memotong tunjangan pemerintah dan pajak, kebanyakan buat orang kaya—akan menghabiskan $4-5 triliun dalam 10 tahun ke depan.

“Kami akan turunkan defisit pelan-pelan,” kata Bessent, sambil menyebut pendapatan dari tarif dan penghematan dari kontrol harga obat resep Presiden Donald Trump akan menutupi selisihnya.

“Kita tidak sampai di sini dalam satu tahun, ini proses panjang,” katanya. “Jadi tujuannya adalah menurunkannya dalam 4 tahun ke depan, biarkan negara dalam kondisi bagus di 2028.”

Ditanya tanggapan soal penilaian Bessent, juru bicara JPMorgan Chase merujuk Fortune ke wawancara Dimon di CNBC Jumat lalu, saat CEO itu bicara di Reagan National Economic Forum dan menyebut masalah utang yang mengancam, di samping kekhawatiran geopolitik lain.

MEMBACA  Peringatan Walmart tentang peningkatan harga kereta dorong bayi, elektronik, dan mainan bisa menjadi kabar buruk bagi Best Buy, Mattel, dan yang lainnya.

Kekhawatiran pasar obligasi

Dimon bukan satu-satunya yang khawatir soal utang AS dan arah kebijakan: pasar obligasi juga khawatir. April lalu, penjualan obligasi yang naikkan suku bunga utang AS ke rekor tertinggi bikin Trump mundur dari rencana tarif, “jeda” tarif balasan ke banyak mitra dagang AS.

Mei lalu, agen pemeringkat Moody’s turunkan peringkat utang AS, artinya AS tidak lagi dapat peringkat tertinggi dari tiga agen kredit besar. Bulan itu, imbal hasil Treasury—yang menunjukkan tingkat risiko yang dirasakan investor—naik terus. Minggu lalu, imbal hasil obligasi 30 tahun tembus 5%, tingkat psikologis yang terakhir terlihat saat krisis 2023.

Beginilah cara krisis obligasi bisa terjadi, menurut Dimon Jumat lalu. Saat AS terbitkan utang, investor akan minta imbal hasil lebih tinggi untuk kompensasi risiko utang tidak dibayar.

“Sekitar $30 triliun sekuritas diperdagangkan setiap hari. Ini investor dari seluruh dunia,” kata Dimon di Fox News ke Maria Bartioromo di sela forum ekonomi. “Orang-orang akan lihat negara, hukum, inflasi, kebijakan bank sentral… Suku bunga tidak ditentukan bank sentral,” ujarnya.

Artinya, investor gugup bisa dorong suku bunga Treasury naik dan pengaruhi biaya pinjaman pemerintah AS, juga suku bunga KPR—tanpa bisa Fed melakukan apa-apa.

Menurunkannya butuh pengurangan utang, kata Dimon.

Dengan pengeluaran pemerintah AS pasca-COVID, “kita capai $10 triliun dalam 5 tahun,” katanya ke CNBC di acara sama. “Saat Ronald Reagan peringatkan soal defisit tahun 1980-an, rasio utang terhadap GDP 35% dan defisit 3,5%. Sekarang 100%, dan defisit 7%. Tertinggi di masa damai.”

“Yang paling saya khawatirkan adalah kita sendiri. Bisakah kita memperbaiki diri, kemampuan kita, manajemen kita,” kata Dimon. “Jika dalam 40 tahun kita bukan ekonomi dan militer terkuat, kita tidak akan jadi mata uang cadangan. Itu fakta. Baca sejarah.”

MEMBACA  Netanyahu Menuduh Kepala Keamanan Dalam Negeri Israel Berbohong ke Pengadilan

Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com