Departemen bilang petugas konsuler akan memantau postingan dan pesan yang dianggap bermusuhan dengan Amerika Serikat, pemerintah, budaya, lembaga, atau prinsip dasarnya.
Di pengumuman Rabu, mereka mencabut aturan penundaan visa pelajar Mei lalu, tapi pemohon baru yang enggan mengubah akun medsos ke publik bisa ditolak. Menurut mereka, penolakan itu bisa jadi tanda mereka ingin menghindari pemeriksaan.
Pemerintahan Trump bulan lalu menghentikan sementara jadwal wawancara visa baru buat pelajar asing yang ingin kuliah di AS sambil memperluas pemeriksaan aktivitas medsos.
Pelajar di seluruh dunia cemas menunggu konsulat AS buka lagi janji wawancara visa karena waktu buat atur perjalanan dan tempat tinggal semakin sempit menjelang tahun ajaran.
Rabu siang, seorang mahasiswa S2 di Toronto berhasil dapat jadwal wawancara minggu depan. Dia, warga China, berharap bisa ke AS buat magang riset dimulai Juli. Dia bilang, "Aku lega. Aku refresh situs itu beberapa kali setiap hari."
Pelajar dari China, India, Meksiko, dan Filipina sering posting di medsos bahwa mereka terus pantau situs visa dan pengumuman Departemen Luar Negeri buat tahu kapan jadwal wawancara dibuka lagi.
Selain itu, Departemen Luar Negeri juga menyuruh konsulat utamakan pelajar yang daftar ke kampus dengan pelajar asing kurang dari 15%. Ini dijelaskan pejabat AS yang enggan disebut namanya.
Hampir 200 universitas di AS punya lebih dari 15% pelajar asing, kebanyakan universitas swasta termasuk semua Ivy League. Sekitar 26 universitas negeri juga masuk kriteria ini, seperti Universitas Illinois dan Pennsylvania State.
Pelajar asing di AS akhir-akhir ini menghadapi pemeriksaan lebih ketat. Musim semi lalu, pemerintahan Trump mencabut izin belajar ribuan pelajar, termasuk yang hanya melanggar lalu lintas, sebelum membatalkan keputusan itu.
Sebagai tekanan ke Harvard, Trump ingin batasi pelajar asing di sana maksimal 15%. Harvard bergantung pada pelajar asing buat uang kuliah dan seperempat mahasiswanya.
Kebijakan baru ini, kata Departemen Luar Negeri, akan memastikan setiap orang yang ingin ke AS diperiksa dengan benar.
Jameel Jaffer dari Columbia University bilang kebijakan ini mengingatkan pada era Perang Dingin saat seniman dan intelektual tertentu dilarang masuk AS. Dia bilang, aturan ini akan membatasi kebebasan berpendapat.
Trump juga minta 36 negara perbaiki pemeriksaan pelancong atau warganya dilarang ke AS. Mereka punya waktu 60 hari buat penuhi permintaan AS.