Jumlah minyak di kapal tanker yang sedang berlayar naik ke level tertinggi sejak 2016. Ini membuat khawatir karena artinya ada terlalu banyak minyak dan tidak dikonsumsi. Itu pesan dari Bloomberg minggu ini, pakai data Votexa.
Tapi China punya pesan beda: mereka bangun lebih banyak tangki minyak untuk menambah persediaan, jauh lebih banyak. Dan itu kasih pesan yang berbeda.
Data Vortexa yang dipakai Bloomberg bilang ada 1,2 miliar barel minyak mentah saat ini di laut, sedang dipindah dari satu tempat ke tempat lain. Alex Longley dari Bloomberg bilang ini jumlah minyak dalam perjalanan tertinggi sejak 2016 dan hasil dari produksi yang lebih tinggi dari negara-negara penting.
Gambar ini tidak bagus untuk spekulan minyak. Juga tidak bagus untuk produsen. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar minyak di laut sedang dicari pembeli, bukan diantar setelah deal. Artinya, permintaan minyak jauh lebih rendah dari persediaan.
Tapi, dalam artikel yang sama, Longley bilang bahwa kelebihan persediaan minyak tahun ini diserap oleh China, yang menimbun barel sejak awal 2025. Menurut berita terbaru dari China sendiri, mereka akan tingkatkan “penimbunan” ini juga.
Perusahaan energi milik China bangun 11 tempat penyimpanan baru untuk minyak mentah tahun ini dan di 2026, lapor Reuters minggu ini. Industri energi negara itu manfaatkan tren harga minyak saat ini dan menimbun komoditasnya sementara harganya rendah. Kapasitas penyimpanan yang akan ditambahkan dalam dua tahun ini sekitar 169 juta barel.
China, importir minyak mentah terbesar di dunia, telah menimbun dengan kecepatan hampir 1 juta barel per hari sejak awal tahun. Bahkan, penimbunan ini yang naikkan impor meski permintaan dalam negeri tidak cukup.
Perkembangan ini buat pertanyaan: Kenapa China lakukan ini ketika persediaan akan jadi lebih banyak dan harganya lebih rendah?
Jawabannya mungkin karena China tau tidak ada yang pasti di dunia minyak, terutama tren produksi minyak. Minyak serpih AS disebut sebagai alasan utama harga turun, tapi pertumbuhan produksinya melambat. Lalu ada OPEC+ dan kapasitas cadangannya.
Setelah hampir tiga tahun batasi produksi, kembalinya pertumbuhan kurangi kapasitas cadangan ini. Jika permintaan tiba-tiba naik, OPEC+ tidak bisa merespon sekuat dulu.
Sekarang, minyak di laut yang jadi alasan untuk mengharapkan lebih banyak persediaan di tengah permintaan lemah. Tapi, banyak dari minyak di laut ini mungkin sedang dalam perjalanan ke tempat yang akan memakainya. Sementara itu, setiap ada berita sanksi baru untuk industri energi Rusia, harga minyak naik. Ini tunjukkan ada kepekaan terhadap keamanan persediaan di antara pedagang. Artinya, kelebihan persediaan tidak pasti seperti yang kelihatan di laporan.