Selama hampir 3 tahun, JPMorgan Chase sudah bayarin biaya hukum untuk Charlie Javice dan Olivier Amar. Mereka ini penipu yang sudah dihukum karena jual startup bantuan keuangan Frank ke bank itu.
Tapi, bank bilang biaya hukum mereka sudah sangat besar sekali, sampai ratusan juta dolar. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari yang seharusnya untuk pertahanan mereka. Bank ngotot mereka nggak harus bayar lagi dan perjanjian untuk menanggung biaya ini harus dihentikan.
Menurut bank, tim pengacara Javice dari lima firma hukum sudah menagih sekitar $60.1 juta. Pengacara Amar juga menagih kurang lebih $55.2 juta.
Totalnya, pengacara mereka disebutkan sudah menagih $115 juta. Satu firma hukum saja dapat $35.6 juta. Sebagai perbandingan, biaya hukum Elizabeth Holmes dari kasus Theranos cuma sekitar $30 juta.
Bank bilang mereka akan “dirugikan parah” kalau pengadilan nggak hentikan “penagihan yang keterlaluan” ini. Kata Chase, Javice dan pengacaranya anggap proses ini “seperti cek kosong” yang bisa diisi sembarangan.
Javice, yang umurnya 33 tahun, dihukum pada Maret karena nipu bank raksasa ini waktu mereka beli perusahaannya, Frank, di tahun 2021. Dia buat catatan palsu supaya kelihatan Frank punya lebih dari 4 juta pelanggan, padahal cuma kurang dari 300,000. Amar juga dihukum untuk tuduhan yang sama.
Awal kasusnya, pengadilan di Delaware memutuskan bank harus membayar uang muka untuk biaya hukum Javice dan Amar. Ini adalah bagian dari perjanjian waktu Frank dibeli.
Salah satu pengacara Javice adalah Alex Spiro dari Quinn Emanuel. Dia juga pernah jadi pengacara Elon Musk. Spiro belum langsung membalas email yang minta komentarnya.
Firma hukum yang mewakili Amar juga belum langsung merespon.
“Biaya hukum yang diminta Charlie Javice dan Olivier Amar sangat berlebihan dan keterlaluan. Kami berharap bisa kasih detail soal penyalahgunaan ini ke pengadilan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Pablo Rodriguez, juru bicara bank itu.