Iran Meluncurkan Serangan Rudal ke Pangkalan Udara AS di Qatar

Buka gratis newsletter White House Watch

Panduan Anda tentang arti masa jabatan kedua Trump untuk Washington, bisnis, dan dunia.

Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan Donald Trump ke situs nuklir utama rezim Islam akhir pekan lalu. Warga Doha mendengar ledakan besar Senin malam saat pertahanan udara mencoba mencegat sekitar 10 rudal yang ditembakkan ke pangkalan Al Udeid.

Pangkalan besar di dekat ibu kota Qatar ini adalah markas Komando Pusat AS dan biasanya menampung 10.000 tentara Amerika. Tapi sebagian besar personel sudah dievakuasi pekan lalu karena ketegangan regional meningkat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, bilang, "Pertahanan udara Qatar berhasil mencegat rudal Iran." Tidak ada korban jiwa.

AS dan Qatar sudah tahu serangan akan terjadi beberapa jam sebelumnya, kata sumber yang dekat dengan masalah ini.

Harga minyak turun karena pedagang mengira serangan ini hanya simbolis, mungkin tanda Iran ingin meredakan konflik. Tapi risiko respon keras tetap ada.

Qatar sebelumnya menutup ruang udaranya karena takut serangan Iran. Kedutaan AS dan Inggris di Doha juga meminta warganya untuk "berlindung di tempat".

Serangan Iran terjadi sehari setelah Trump memerintahkan militer AS menjatuhkan bom "bunker buster" di Fordow dan Natanz—situs nuklir utama Iran—saat AS bergabung dengan perang 10 hari Israel melawan Iran.

Serangan ke Al Udeid, yang juga markas regional Angkatan Udara Inggris, berisiko menarik Inggris ke konflik. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy bilang Inggris siap mempertahankan personel dan asetnya di wilayah itu.

Mayor Jenderal Iran Abdolrahim Mousavi bilang Trump "melanggar semua norma internasional dengan memasuki wilayah udara negara kami" dan "kejahatan ini tidak bisa dibiarkan".

MEMBACA  Persaingan Chipotle dan Cava Diredam dengan Investasi Otomatisasi Restoran Senilai $25 Juta

Iran pernah meluncurkan serangan serupa ke AS tahun 2020 setelah Trump membunuh komandan kuat Iran, Qassem Soleimani. Saat itu, tidak ada kerusakan dan kedua pihak menghindari perang besar.

Tapi seorang pejabat regional bilang serangan ini akan mempengaruhi upaya membangun hubungan antara Iran dan tetangga Arabnya.

Ansari dari Qatar bilang negaranya "berhak merespons langsung", tapi juga meminta "penghentian segera" aksi militer.

Maskapai seperti British Airways, Air France, dan Etihad membatalkan atau mengalihkan penerbangan ke Teluk. Perusahaan minyak BP dan TotalEnergies mulai evakuasi staf asing dari ladang minyak Irak selatan karena khawatir Iran menarget infrastruktur energi.

Negara-negara di kawasan waspada sejak Israel mulai perang melawan Iran 10 hari lalu. Mereka juga khawatir Iran akan memblokir Selat Hormuz, tempat lewat 25% minyak dunia.

Negara Teluk, termasuk Qatar, sebelumnya bilang mereka tidak akan izinkan AS gunakan pangkalan di wilayahnya untuk serang Iran.

AS punya sekitar 40.000 tentara di Timur Tengah, termasuk di Qatar, Bahrain (markas Armada Kelima AL AS), Kuwait, dan UAE. Ada juga pasukan di Irak dan Suriah yang rentan serangan militan Syiah didukung Iran.

Israel memperluas serangannya ke Iran Senin lalu, menargetkan penjara Evin dan markas Basij yang terkait dengan Garda Revolusi.

Menteri Pertahanan Israel Israel Katz bilang militer akan terus menyerang Iran selama Iran menembakkan rudal ke Israel. Tapi dua sumber dekat pemerintah Israel bilang Israel mencari cara untuk akhiri konflik karena sudah cukup merusak kemampuan rudal dan nuklir Iran.

"Sekarang tergantung AS, komunitas internasional, dan terutama Iran," kata salah satu sumber.

Laporan tambahan oleh David Sheppard