Buka Editor’s Digest secara gratis
Roula Khalaf, Editor dari FT, memilih cerita favoritnya dalam buletin mingguan ini.
Inggris telah menangguhkan tarif impor untuk 89 produk dan meningkatkan fasilitas pinjaman untuk eksportir untuk mengurangi tekanan pada bisnis Inggris menyusul pemberlakuan tarif AS yang drastis.
Tarif pada barang-barang mulai dari pasta hingga jus, plastik, kayu lapis, dan perlengkapan kebun akan dipangkas menjadi nol selama dua tahun dalam langkah yang pemerintah Inggris perkirakan akan menghemat setidaknya £17 juta setiap tahun bagi bisnis Inggris secara total.
Kanselir Rachel Reeves mengumumkan peningkatan £20 miliar dalam kapasitas pembiayaan yang didukung pemerintah pada hari Minggu untuk membantu perusahaan menghadapi perang perdagangan global.
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer berharap biaya yang lebih rendah bagi produsen akan merembes ke konsumen.
“Dari makanan hingga furnitur, ini akan mengurangi biaya barang sehari-hari bagi bisnis, dengan harapan penghematan akan diteruskan kepada konsumen,” kata menteri bisnis Jonathan Reynolds.
Pemerintah mengatakan akan memperluas dukungan pembiayaan yang tersedia untuk eksportir Inggris melalui UK Export Finance (UKEF), badan kredit pemerintah untuk eksportir, sebesar £20 miliar menjadi £80 miliar. Usaha kecil juga akan dapat mengakses hingga £2 juta melalui fasilitas pinjaman.
Langkah ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif blanket 10 persen pada semua barang yang diekspor oleh negara-negara ke AS.
Trump awalnya mengumumkan tarif yang jauh lebih tinggi untuk banyak negara tetapi mundur dari langkah tersebut setelah reaksi pasar yang berkelanjutan yang menyebabkan saham global merosot.
Dia juga memberlakukan tarif 25 persen pada semua impor baja, aluminium, dan mobil ke AS.
Para pejabat Inggris semakin tidak yakin bahwa mereka akan dapat bernegosiasi kesepakatan perdagangan dengan AS yang akan membebaskan Inggris dari rezim tarif.
Reynolds mengatakan dia tidak bisa “memberikan jadwal waktu” untuk kapan publik bisa mengharapkan negosiasi perdagangan antara Inggris dan AS akan selesai. Namun, katanya kepada Sky News, dia “tidak pernah akan puas selama ada hambatan perdagangan antara kami dan AS”.
Reeves menegaskan akhir pekan lalu dukungan pemerintah Buruh untuk perdagangan bebas dan mengatakan dia tidak memiliki ilusi tentang kesulitan “yang mendalam” yang menanti setelah pergeseran kebijakan perdagangan AS.
“Partai Buruh adalah partai internasionalis. Kami memahami manfaat perdagangan bebas dan adil serta kolaborasi. Sekarang bukanlah waktu untuk membelakangi dunia,” tulisnya di Observer.
Reeves menekankan bahwa Inggris sedang mencoba menciptakan hubungan baru yang ambisius dengan UE serta kesepakatan perdagangan dengan India.
Pemerintah juga sedang mencari kesepakatan perdagangan bilateral dengan Dewan Kerjasama Teluk, Swiss, dan Korea Selatan.