Inggris harus berhenti bermain-main dengan kebijakan fiskal

Buka Editor’s Digest secara gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Ketika Partai Buruh berkuasa bulan Juli lalu, PM Inggris Sir Keir Starmer bilang pemerintahannya akan mendorong “stabilitas” ekonomi. Tapi cara mereka ngatur keuangan publik Inggris sejauh ini agak sembarangan. Setelah menteri keuangan Rachel Reeves cuma nyisain sedikit ruang £9.9 miliar buat aturan fiskal utamanya, perkiraan ekonomi terbaru memaksanya buat motong pengeluaran £14 miliar secara tergesa-gesa biar ada cadangan lagi di Pernyataan Musim Semi Maret. Belakangan ini, imbalan obligasi Inggris jangka panjang naik. Biar ga melanggar aturan Reeves, ekonom sekarang prediksi bakal perlu pemotongan lagi atau naikin pendapatan di Anggaran Musim Gugur.

Masalah fiskal Inggris ini udah diperhatiin IMF. Selasa kemarin, di pemeriksaan kesehatan tahunan ekonomi Inggris, mereka rekomen “perbaikan” ke kerangka fiskal Inggris biar ga sering diutak-atik. Pemerintah harus dengerin saran ini. Rencana pengeluaran harus menyesuaikan perubahan besar suku bunga, inflasi, atau pertumbuhan. Tapi harus seimbang. Sering ganti anggaran departemen dan pajak bikin rumah tangga dan bisnis bingung buat rencana ke depan. Perubahan cepat buat penuhi aturan fiskal juga bisa bikin kebijakan jelek.

Sekutu Reeves bilang menteri keuangan ga akan pake Anggaran berikutnya buat buang aturan fiskal yang dia tetapin Oktober lalu. Itu bijak. Batas pengeluaran stabil perlu buat disiplin di semua departemen pemerintah. Awal tahun ini, pemerintah juga secara masuk akal lolosin “Piagam Tanggung Jawab Anggaran”, yang ngejunjung tinggi pentingnya penilaian independen oleh pengawas fiskal dan janji kampanye Buruh buat cuma satu acara fiskal “besar” per tahun. Tapi itu pun ga berhentiin pemerintah motong besar-besaran pengeluaran kesejahteraan di Maret, sebelum Anggaran utama musim gugur.

MEMBACA  Tanya Jawab Soal Hubungan dengan Sang Suami, Pratama Arhan: Inilah Tanggapan Azizah Salsha

Gimana cara menteri keuangan hindari utak-atik fiskal ke depannya? Pertama, dia harus pertahankan cadangan lebih besar terhadap aturan pengeluarannya, apalagi pas masa ketidakpastian ekonomi tinggi. Pas imbalan obligasi dan perkiraan pertumbuhan ga stabil, ruang kecil gampang banget terkikis. Ini nambah tekanan ke pemerintah karena investor spekulasi soal perlu potongan atau kenaikan pajak di masa depan. Idealnya, cadangan lebih besar bakal nahan perubahan perkiraan ekonomi daripada kebijakan tergesa-gesa.

Kedua, pemerintah bisa perbaiki cara proses kebijakan berinteraksi sama perkiraan Kantor Tanggung Jawab Anggaran (OBR). Misalnya, menteri keuangan bisa kurang fokus ke perkiraan angka tunggal OBR soal ruang fiskal, tapi lebih ke rentang kepercayaan di sekitar proyeksi OBR. Ini ngurangi risiko kebijakan ekonomi terlalu dipengaruhi asumsi perkiraan yang ga pasti.

Opsi lain adalah aturan fiskal cuma dinilai setahun sekali di Anggaran. Ini bakal kurangi tekanan ke pemerintah buat ubah kebijakan di Pernyataan Musim Semi. Tapi, perubahan harus pertimbangin peran penting perkiraan OBR dalam kasih informasi independen ke pasar finansial soal keuangan publik. Ketidakpastian bisa bikin kekhawatiran soal keberlanjutan fiskal jadi kenyataan. Lebih baik lagi, pemerintah bisa kasih tau bahwa pelanggaran kecil aturan fiskal ga perlu perubahan kebijakan di luar acara fiskal utama.

Partai Buruh udah bikin perbaikan ke kerangka fiskal Inggris. Lebih fokus ke anggaran sekarang bikin lebih banyak ruang buat pemerintah pinjam uang investasi di produktivitas Inggris yang lesu. Piagam mereka juga ngejunjung tinggi pentingnya OBR. Pemerintah harus tetap sama aturannya, tapi ubah cara mereka tetap di dalamnya.