Ikon Tombol Panah Bawah

Selamat Natal. Perekonomian sedang memulih.

Untuk menilai ekonomi kita, atau ekonomi mana saja, kita harus tau apakah ekonominya tumbuh, apakah ada cukup lapangan kerja, apakah orang bisa pinjam uang dengan suku bunga yang wajar, dan apakah nilai uang kita sekarang sama seperti tahun lalu. Kalau empat hal ini bagus, berarti kita baik-baik saja. Menggunakan prinsip 80/20 Pareto—dimana 20% dari angka-angka mewakili 80% nilainya—kita tahu bahwa GDP riil, tingkat pengangguran, suku bunga, dan inflasi adalah yang paling penting.

Jika empat angka itu sangat bagus meski metrik ekonomi lain jelek, kita masih dapat nilai B. Tapi jika semua angka lain bagus tapi empat angka itu jelek, kita dapat nilai F.

Empat pilar ini adalah penangkal terbaik untuk ide “vibecession”—yaitu perasaan negatif terus-menerus tentang ekonomi karena hal seperti harga belanjaan dan rumah yang mahal, tanpa peduli data sebenarnya.

Ketika retorika politik berisik, lihatlah matematika dasarnya. Pertama, Pertimbangkan Produk Domestik Bruto (GDP). GDP adalah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu waktu. Anggap GDP seperti penjualan atau pendapatan negara. Setelah minus 0,6% di awal tahun, kuartal kedua naik jadi 3,8%. Data baru minggu ini menunjukkan GDP kuartal ketiga naik ke 4,3%—yang tertinggi dalam dua tahun. Biasanya, pertumbuhan GDP riil di atas 3% itu sangat bagus. GDP riil—centang.

Sebaliknya, pengangguran ada di 4,6%, tertinggi sejak 2021. Tapi lihat konteksnya: Sejak 1950, rata-rata pengangguran di AS sekitar 5,7%. Di 2020, pernah mencapai 14,8%. Dari segi sejarah, jika kamu mau cari kerja di Amerika sekarang, peluangmu bagus. Lapangan kerja—centang.

Berikutnya, suku bunga. Federal Reserve baru menetapkan target 3,5% sampai 3,75%. Biasanya, KPR 30 tahun lebih tinggi dua sampai tiga persen dari angka itu, dan sekarang sekitar 6,3%. Kita sedang dalam masa pendinginan setelah suku bunga KPR memuncak hampir 8% di akhir 2023. Kalau kamu masih terpaku pada suku bunga di bawah 3% di tahun 2020—yang sangat langka—maka 6,3% terasa kurang enak. Tapi rata-rata sejarah sejak 1971 adalah 7,4%. Dibanding lima dekade terakhir, kita sedang meminjam dengan suku bunga rendah. Suku bunga—centang.

MEMBACA  Polisi Inggris Mencari Pria Tersangka Pembunuhan 3 Wanita Dengan Panah Crossbow

Terakhir, inflasi tahunan sekarang sekitar 2,7%, lebih tinggi dari target Federal Reserve 2% tapi jauh di bawah rata-rata 75 tahun sebesar 3,5%. Ingat, inflasi tertinggi saat COVID adalah 9,1% di Juni 2022. Inflasi masih “terasa” buruk karena belanjaan bisa sampai $150 untuk dua tas, dan karena yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Harga tidak turun, tapi kecepatan kenaikannya sudah melambat banyak. Kita masih membayar untuk kenaikan harga total 24% sejak 2021, tapi pendarahannya sudah berhenti. Di angka 2,7%, mesinnya mendingin ke suhu yang sehat. Inflasi—centang.

Kesimpulannya: Meski ada narasi “vibecession”, ekonomi sedang memulih. Saya rasa kita dapat nilai A-minus, tidak peduli gurunya siapa—Demokrat atau Republik.

Satu hal terakhir. Siapa yang menggerakkan semua metrik ini? Bukan politikus. Tapi pengusaha kecil. Mereka yang menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan. Ekonomi yang sehat dibangun oleh usaha kecil. Mereka menciptakan sekitar 65% dari semua lapangan kerja baru dan sebagian besar inovasi. Usaha-usaha ini telah beroperasi dalam kabut informasi dan kebijakan yang cepat berubah. Prediktabilitas adalah oksigen bagi pengusaha karena hidup mereka sudah penuh risiko. Mereka butuh kepastian untuk merencanakan, merekrut, dan berinvestasi. Jadi, jangan bingungkan para pencipta ini. Saatnya melupakan kegaduhan dan kembali berbisnis. Matematika menunjukkan kita akan baik-baik saja.

Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan-tulisan komentar Fortune.com adalah murni pandangan penulisnya dan tidak selalu mencerminkan pendapat dan keyakinan Fortune.

Tinggalkan komentar